2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-COVER_1.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_RENJANA_RATIH_INAGANIS_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Insektisida organoklorin merupakan senyawa yang sangat persisten di lingkungan,
memiliki harga yang relatif murah, dan sangat efektif membunuh hama tanaman.
Oleh karenanya, insektisida organoklorin digunakan secara luas di beberapa
negara, khususnya negara pertanian. Menurut Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) USA, insektisida organoklorin dapat berada di dalam tubuh
manusia dalam jangka waktu yang relatif lama dan mudah terbioakumulasi ke
dalam jaringan lemak di dalam tubuh (Swackhamer et al., 1988). Paparan
organoklorin terhadap tubuh manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, antara
lain dengan mengkonsumsi makanan dan air minum yang mengandung residu
organoklorin, melalui penyerapan pada permukaan kulit, serta dengan menghirup
secara langsung residu organoklorin. Inhalasi merupakan jalur pemaparan yang
sangat penting terhadap zat kimia toksik, terutama di tempat kerja. Penduduk
Kecamatan Kertasari memiliki kegiatan utama, yaitu bertani ladang. Dari kegiatan
pertanian tersebut, paparan oleh penggunaan pestisida berlebih dapat terjadi.
Insektisida organoklorin yang terdeteksi di lapangan yaitu lindan, heptaklor,
aldrin, endosulfan, DDT, dieldrin, dan endrin, dengan masing-masing nilai
paparan tertinggi yaitu 2,1 x 10-5 mg/m3, 6,235x10-6 mg/m3, 1,926 x 10-5 mg/m3,
4,62 x 10-6 mg/m3, 4,35 x 10-6 mg/m3, 2,77 x 10-6 mg/m3, dan 4,17 x 10-5 mg/m3.
Paparan-paparan tersebut tergolong dalam nilai yang sangat rendah dan berada di
bawah nilai TLV-TWA yang ditetapkan oleh American Conference of
Governmental Industrial Hygienists (ACGIH). Paparan organoklorin tersebut
memiliki hubungan searah dan signifikan terhadap nilai intake organoklorin yang
masuk melalui saluran inhalasi. Insektisida organoklorin yang terdeteksi dalam
penelitian, membuktikan bahwa penggunaannya masih ada, walaupun sudah
dilarang penggunaannya.