digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_TS_PP_NINA_IMANIAR_1-COVER11.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Cadangan minyak mentah Indonesia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi energi nasional menjadi latar belakang para ilmuwan untuk menemukan terobosan terbaru baik berupa teknik peningkatan produksi (recovery) minyak mentah atau dengan menemukan agen biologis yang mampu meningkatkan persentasi pengangkatan volume minyak mentah dari dalam kilang minyak. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan rhamnolipid. Senyawa tersebut merupakan salah satu senyawa dengan sifat dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga memudahkan pengangkatan sisa minyak yang masih terendap pada dasar kilang minyak dan diperoleh hasil pengangkatan minyak dengan volume maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasikan rhamnolipid rekombinan yang diperoleh melalui pendekatan biologi sintetik serta membuat suatu sistem biosensor produksi rhamnolipid .Dalam penelitian ini, gen pengkode rhamnolipid (RhlAB) disisipkan ke dalam plasmid ekspresi pUC57 dibawah kendali promoter T7. Percobaan ini juga menggunakan sistem biosensor dengan gen reporter RFP sebagai indikator produksi rhamnolipid. Kedua plasmid tersebut kemudian di introduksi ke dalam E.coli dan membentuk sebuah sistem biosensor yang dapat dijadikan sebagai indikator waktu pemanenan rhamnolipid. Hasil analisis kuantitatif yang dilakukan secara pararel menunjukan rhamnolipid dengan konsentrasi maksimum dihasilkan pada jam ke 15 setelah inkubasi yaitu berkisar pada 183,50 ?g/ml dan akan optimum apabila ditumbuhkan pada medium dengan pH 7 yaitu 234,142 ?g/ml dan temperatur 37ÂșC yaitu 202,351 ?g/ml. Di sisi lain, hasil analisis kualitatif berupa pengukuran Interfacial Tension menunjukan bahwa rhamnolipid yang di produksi oleh E.coli rekombinan memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan hingga 23,67 Dyne/cm dan memiliki aktivitas drop collapse sebagai salah satu uji dalam skrining biosurfaktan. Kesimpulan dari hasil pengamatan produksi rhamnolipid berdasarkan deteksi sensor gen reporetr RFP menunjukkan tidak sejalannya waktu ekspresi antara produksi rhamnolipid dan ekspresi gen reporter RFP, dimana warna merah hasil ekspresi dari gen repoter RFP akan terekspresikan secara visual pada jam ke 21 setelah konsentrasi rhamnolipid mulai habis.