digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti

Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus. Benth) merupakan salah satu tanaman obat yang potensial dikembangkan yang telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Kumis kucing kaya akan senyawa metabolit sekunder aktif seperti sinensetin yang merupakan senyawa marker dari tanaman ini. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman biasanya rendah. Alternatif produksi senyawa bioaktif yang diinginkan dari tanaman melalui pendekatan bioteknologi khususnya kultur jaringan tanaman memiliki potensi besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kandungan metabolit sekunder dari kultur suspensi sel tanaman kumis kucing dengan elisitasi menggunakan berbagai macam elisitor. Metode penelitian diawali dengan pemilihan tanaman yang paling baik kemudian dilakukan optimasi metode sterilisasi serta zat pengatur tumbuh kultur. Tahapan berikutnya dilakukan inisiasi kultur kalus dari eksplan daun tanaman. Kultur kalus selanjutnya digunakan untuk menginisiasi kultur suspensi sel. Elisitasi terhadap kultur suspensi sel kemudian digunakan untuk evaluasi dan analisis kandungan metabolit sekunder. Elisitor yang digunakan adalah ekstrak ragi (0,5 1,0 dan 2,0 mg/mL), kitosan (50, 100, dan 150 mg/L), dan metil jasmonat (50, 100 ?M, dan 200 ?M). Selain itu dilakukan isolasi senyawa mayor pada hasil kultur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi eksplan yang paling baik adalah dengan menggunakan Bayclin® 35% selama 15 menit dan zat pengatur tumbuh 2,4-D 0,5 mg/L. Penggunaan elisitor terhadap kultur suspensi sel tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan sel. Terjadi peningkatan kandungan metabolit sekunder setelah dielisitasi pada suspensi sel. Elisitor yang dapat meningkatkan kandungan senyawa sinensetin pada kultur suspensi sel paling tinggi adalah kitosan (150 mg/L) sebesar 173 %. Elisitor yang dapat meningkatkan kadar senyawa X pada kultur suspensi sel paling tinggi adalah metil jasmonat (100 ?M) sebesar 53%. Selain itu ditemukan senyawa dominan baru pada kultur (Senyawa X). Elusidasi senyawa X masih dalam tahapan karakterisasi.