2019_TS_PP_YESI_GUSNELTI_1_-_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Alice Diniarti COVER Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Yesi Gusnelti
PUBLIC Alice Diniarti
Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus. Benth) merupakan salah satu tanaman
obat yang potensial dikembangkan yang telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit. Kumis kucing kaya akan senyawa metabolit sekunder aktif seperti
sinensetin yang merupakan senyawa marker dari tanaman ini. Kandungan senyawa
metabolit sekunder pada tanaman biasanya rendah. Alternatif produksi senyawa bioaktif
yang diinginkan dari tanaman melalui pendekatan bioteknologi khususnya kultur jaringan
tanaman memiliki potensi besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan
kandungan metabolit sekunder dari kultur suspensi sel tanaman kumis kucing dengan
elisitasi menggunakan berbagai macam elisitor. Metode penelitian diawali dengan
pemilihan tanaman yang paling baik kemudian dilakukan optimasi metode sterilisasi serta
zat pengatur tumbuh kultur. Tahapan berikutnya dilakukan inisiasi kultur kalus dari
eksplan daun tanaman. Kultur kalus selanjutnya digunakan untuk menginisiasi kultur
suspensi sel. Elisitasi terhadap kultur suspensi sel kemudian digunakan untuk evaluasi dan
analisis kandungan metabolit sekunder. Elisitor yang digunakan adalah ekstrak ragi (0,5
1,0 dan 2,0 mg/mL), kitosan (50, 100, dan 150 mg/L), dan metil jasmonat (50, 100 ?M,
dan 200 ?M). Selain itu dilakukan isolasi senyawa mayor pada hasil kultur. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi eksplan yang paling baik adalah
dengan menggunakan Bayclin® 35% selama 15 menit dan zat pengatur tumbuh 2,4-D 0,5
mg/L. Penggunaan elisitor terhadap kultur suspensi sel tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan sel. Terjadi peningkatan kandungan metabolit sekunder setelah dielisitasi
pada suspensi sel. Elisitor yang dapat meningkatkan kandungan senyawa sinensetin pada
kultur suspensi sel paling tinggi adalah kitosan (150 mg/L) sebesar 173 %. Elisitor yang
dapat meningkatkan kadar senyawa X pada kultur suspensi sel paling tinggi adalah metil
jasmonat (100 ?M) sebesar 53%. Selain itu ditemukan senyawa dominan baru pada kultur
(Senyawa X). Elusidasi senyawa X masih dalam tahapan karakterisasi.