digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_1.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_2.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_3.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_4.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_5.pdf
PUBLIC Yoninur Almira

2019_TS_PP_ANA_ROSSIKA_BAB_6.pdf
PUBLIC Yoninur Almira


Prospek pengembangan pariwisata Indonesia dinilai sebagai peluang strategis karena didukung potensi kekayaan alam dan budaya. Pembangunan kepariwisataan Indonesia untuk mewujudkan destinasi pariwisata berdaya saing global diterapkan melalui pengembangan klaster pariwisata (tourism cluster) skala besar yang didukung penetapan kekhususan tertentu untuk kawasan pariwisata strategis di dalamnya. Pengembangan klaster pariwisata dilatarbelakangi kebutuhan aksesibilitas dan konektivitas kawasan pariwisata strategis, yang berimplikasi pada pembentukan integrasi antar aktivitas dan kegiatan pariwisata, fasilitas pendukung pariwisata, maupun pelayanan kegiatan pariwisata. Penelitian ini merupakan bentuk evaluasi terhadap penetapan kawasan strategis dalam meningkatkan kinerja pariwisata kewilayahan di Indonesia. Kawasan strategis dalam penelitian ini merupakan kebijakan penetapan kekhususan tertentu yang dapat mempengaruhi intervensi pemerintah terhadap pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, peningkatan kualitas lingkungan, maupun belanja daerah sebagai bagian dari sistem produksi pariwisata. Terdapat berbagai kawasan strategis yang diangkat dalam penelitian ini, yang meliputi Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata, dan metropolitan. Adapun yang dimaksud kinerja pariwisata kewilayahan adalah eksternalitas positif pengembangan pariwisata terhadap masyarakat dan perekonomian regional. Relevansi penetapan kawasan strategis terhadap kinerja pariwisata kewilayahan menjadi penting untuk diteliti karena terdapat perbedaan pola distribusi kegiatan dan kinerja pariwisata yang cenderung terkonsentrasi di sekitar wilayah tertentu. Efek interaksi dan hubungan kuat antara pelaku ekonomi dapat memicu tumbuhnya konsentrasi spasial, yang merupakan konsekuensi adanya perbedaan kemampuan wilayah dalam mentransformasikan sumber daya menjadi sistem produksi dan layanan pariwisata secara kompetitif. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan metode analisis konten, regresi data panel, dan ekonometrik spasial. Variabel sistem produksi pariwisata yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas suprastruktur pariwisata, kualitas sumber daya manusia, infrastruktur transportasi, serta komitmen pemerintah dalam pelestarian lingkungan, pengembangan pariwisata, maupun pengembangan ekonomi. Sedangkan variabel kinerja pariwisata kewilayahan direpresentasikan dengan PDRB dan penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata. Variabel tersebut diambil dalam unit kabupaten/kota di Indonesia pada periode 2011-2016. Secara umum, terdapat perbedaan intervensi di setiap kawasan strategis yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja pariwisata kewilayahan dalam pengembangan sisem produksi pariwisata. KPPN, KSPN, dan metropolitan berorientasi pada pertumbuhan dan pemerataan, sedangkan DPP dan KEK berorientasi pada percepatan dan pemerataan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tingkat kualitas sumber daya manusia dan kondisi infrastruktur transportasi merupakan variabel sistem produksi yang memiliki elastisitas paling tinggi terhadap pendapatan regional dan penyerapan tenaga kerja. S ebagian besar sistem produksi pariwisata “berkinerja baik” dibentuk oleh aglomerasi perkotaan yang didasarkan pada urbanisasi dan lokalisasi ekonomi, sebagaimana sektor nonpariwisata berkembang. Dalam hal ini, terdapat hal menarik pada DPP dan KEK pariwisata karena memiliki elastisitas pendapatan regional dan penyerapan tenaga kerja yang relatif kecil, meskipun saat ini diprioritaskan pemerintah dalam pengembangannya.