2019_TS_PP_HENGKI_EKO_PUTRA_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR Hengki Eko Putra
PUBLIC Yoninur Almira 2019 TS PP HENGKI EKO PUTRA_LAMPIRAN.pdf
]
PUBLIC Yoninur Almira 2019 TS PP HENGKI EKO PUTRA_JURNAL.pdf)u
PUBLIC Yoninur Almira
Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko bencana alam yang tinggi. Posisi Indonesia
yang berada pada pertemuan 3 lempeng dunia (lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan
lempeng Pasifik) menjadikannya sebagai wilayah dengan seismisitas dan vulkanisme yang aktif.
Indonesia terpapar risiko gempabumi, tsunami, dan letusan gunung api yang dapat menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar. Sebagai contoh, Gempa dan Tsunami Aceh 2004 telah
menyebabkan kerugian sebesar Rp. 41,4 triliun. Besarnya nilai kerugian ini dapat menyebabkan
defisit dalam neraca keuangan Indonesia karena anggaran yang tersedia tidak sesuai dengan dana
penanggulangan bencana yang dibutuhkan. Umumnya, pemerintah menutupi defisit anggaran ini
dengan pemindahan alokasi anggaran dari sektor lain atau melalui pinjaman. Cara ini dapat
mengganggu proses pembangunan atau menyebabkan beban finansial jangka panjang. Oleh karena
itu, pemerintah Indonesia harus mencari alternatif pembiayaan penanggulangan bencana selain
yang sudah ada saat ini. Salah satu pilihan yang dapat dijadikan alternatif adalah instrumen transfer
risiko (risk transfer), seperti asuransi bencana alam dan catastrophe bond.
Penelitian ini mengkaji potensi asuransi gempabumi sebagai sumber pembiayaan program
pemberian insentif perbaikan rumah tinggal paska-bencana di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis) dengan besaran potensi
didefinisikan dalam bentuk rasio biaya-manfaat (cost-benefit ratio). Biaya adalah premi asuransi
gempabumi yang harus dibayarkan, dan manfaat adalah potensi klaim yang akan diterima untuk
setiap kejadian bencana yang terjadi. Analisis biaya-manfaat dihitung untuk risiko gempabumi
dengan objek analisis perlindungan atas rumah tinggal dari tahun 2004-2017.
Asuransi gempabumi memiliki potensi untuk diterapkan dalam manajemen risiko bencana alam di
Indonesia yang ini ditandai dengan rasio biaya-manfaat yang bernilai positif. Besaran biaya adalah
Rp. 18,6 triliun sedangkan nilai manfaat yang diperoleh adalah Rp. 22,15 triliun. Rasio biayamanfaatnya adalah 1:1,19.