digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Eko Setyawan
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata. Pariwisata di Yogyakarta mengalami pertumbuhan dari tahun 2013 hingga 2017. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Sejalan dengan Yogyakarta, Kota Surakarta mengalami pertumbuhan pariwisata juga. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta. Beberapa objek wisata terus dikembangkan di D.I Yogyakarta maupun di Kota Surakarta. Di lain pihak, kereta api Prambanan Ekpress mengalami permasalahan overload. Hal ini terjadi terutama di jam-jam dan hari-hari tertentu saja. Akan tetapi terdapat rangkaian kereta api Prambanan Ekspress memiliki utilitas rendah. Yaitu rangkaian antara pagi hingga sore hari. Maka dari itu muncul sebuah ide untuk mengoperasikan kereta api Prambanan Ekspress yang memiliki utilitas rendah menjadi kereta api wisatawan jurusan Kota Surakarta hingga D.I Yogyakarta untuk mendukung sektor pariwisata di kedua tempat tersebut. Untuk menyediakan kereta api wisatawan, diperlukan sebuah studi untuk mengetahui bagaimana pertimbangan wisatawan dalam memilih moda mobil pribadi dan kereta api, dan faktor apa saja yang memgaruhinya. Terdapat beberapa faktor yang memgaruhi perpindahan moda diantaranya biaya perjalanan, waktu tempuh perjalanan, keamanan penumpang dan barang, kemudahan mendapatkan moda, kenyamanan moda, keandalan moda, dan kemudahan mencapai tujuan. Selain itu terdapat beberapa profil wisatawan diantaranya usia, jenis kelamin, pengahsilan, pendidikan, motivasi perjalanan wisata, jumlah tempat kunjungan, frekuensi perjalanan, waktu perjalanan. Berdasarkan hasil analisis terdapat 2 faktor yang memgaruhi pemilihan moda, yaitu faktor kenyamanan moda dan faktor kemudahan mencapai tujuan. Untuk meningkatkan pelayanan kereta api dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kenyamanan moda dan meningkatkan kemudahan mencapai tujuan