digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_INDRIYANTI_NURDIN_ABSTRAK_1.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Pulo Brayan sebagai kawasan cagar budaya perlu dilestarikan, karena cagar budaya perkotaan merupakan sumber daya kunci dalam meningkatkan kelayakan huni daerah perkotaan dan sebagai sumber kepaduan sosial, keberagaman dan pendorong kreativitas, serta inovasi dan regenerasi perkotaan. Pada kenyataan, pelestarian ini dilakukan guna menghadapi penurunan vitalitas yang terjadi di Pulo Brayan. Sampai saat ini belum ada perancangan kawasan cagar budaya Pulo Brayan sehingga perlu dilakukan perumusan perancangan kawasan sebagai upaya revitalisasi kawasan cagar budaya Pulo Brayan dengan memperhatikan aspek revistalisasi meliputi fisik, ekonomi, dan sosial. Perancangan ini menggunakan pendekatan normatif dan teknokratis dengan metode fragmental. Temuan di lapangan menunjukkan Pulo Brayan mengalami penurunan dari aspek fisik, sosial, dan ekonomi. Berdasarkan prinsip normatif, analisis tapak, potensi serta persoalan kawasan., kawasan ini direncanakan untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya dengan visi “Kawasan Pulo Brayan sebagai Kawasan Wisata Edukatif Berbasis Cagar Budaya”. Perumusan prinsip perancangan revitalisasi kawasan cagar budaya Pulo Brayan melihat komponen perancangan tata guna lahan, sirkulasi dan parkir, tata massa bangunan, dan ruang terbuka. Dengan disusunnya perancangan kawasan ini sebagai kawasan wisata maka dapat meningkatkan vitalitas kawasan baik dari segi fisik, ekonomi, maupun sosial.