digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_NADYA_ARISTYA_ABSTRAK.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Nadya Aristya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP NADYA ARISTYA_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Saat ini, kegiatan pariwisata merupakan salah satu rutinitas masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Industri pariwisata di Kota Bandung sangat berkembang sehingga sektor pariwisata di Kota Bandung menjadi sektor unggulan karena cukup banyak yang berkontribusi dalam perekonomian di Kota Bandung. Dengan adanya sektor pariwisata yang unggul ini, masyarakat Kota Bandung semakin terfokus pada kegiatan pariwisata yang dilakukan setiap akhir pekan. Kota Bandung memiliki berbagai jenis kegiatan pariwisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan baik wisatawan lokal hingga mancanegara. Mulai dari wisata sejarah, wisata belanja, wisata kuliner, wisata pendidikan, dan wisata lainnya. Kota Bandung tentunya memiliki berbagai jenis museum yang menjadi kunjungan wajib bagi para pelajar baik dari dalam kota hingga luar kota (Menteri Pariwisata – Arief Yahya, 2018). Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (PP RI No 66 Tahun 2015 Tentang Museum). Selain itu, Museum Gedung Sate merupakan museum pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi yang cukup canggih dan juga interaktif. Terkait gimmick yang disajikan di Museum Gedung Sate, hal ini menjadi daya tarik tersendiri dengan meningkatkan minat pengunjung untuk datang ke Museum Gedung Sate. Dalam proses peninjauan literatur, terdapat beberapa preseden yang dijadikan acuan dalam penelitian yang dilakukan. Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan analisis untuk melihat kesesuaian pembangunan museum melalui standar dan peraturan yang ada. Selanjutnya analisis untuk mendapatkan variabel dan atribut untuk persepsi pengunjung terkait komponen pariwisata (daya tarik, fasilitas, dan aksesibilitas) yang ada di Museum Gedung Sate untuk dipilih sebagai bahan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesesuaian pembangunan dan persepsi pengunjung terhadap komponen pariwisata Museum Gedung Sate di Kota Bandung. Setelah itu, penulis mencoba mengidentifikasi dengan melakukan analisis dengan metode Kuadran Importance Performance Analysis (IPA), dan dengan t metode Skala Likert untuk mencari Nilai Tingkat Kepuasan melalui selisih Nilai Persepsi dan Nilai Kepentingan bagi pengunjung. Dengan melihat kesesuaian pembangunan, akan diketahui apakah objek wisata Museum Gedung Sate sudah memenuhi standarnya atau belum. Dan dengan melihat persepsi pengunjung akan diketahui bagaimana persepsi pengunjung terhadap komponen pariwisata yang disediakan di Museum Gedung Sate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan Museum Gedung Sate sudah sesuai dengan standar yang ada, dan sebagian besar pengunjung Museum Gedung Sate sudah merasa puas dan juga menganggap penting setiap komponen pariwisata yang ada di Museum Gedung Sate.