Porositas reservoir merupakan parameter penting untuk eksplorasi dan produksi
minyak bumi. Porositas reservoir batupasir sebagian besar dikendalikan oleh
tekstur batuan dan proses diagenesis. Secara teori, fasies sedimen dan diagenesis
dengan jarak kedalaman yang sama akan terbentuk secara spesifik lingkungan
pengendapannya, biasanya memiliki karakteristik porositas reservoir yang serupa.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh fasies pengendapan dan
diagenesis terhadap perkembangan porositas reservoir batupasir Formasi Walat.
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran penampang stratigrafi pada empat
lintasan dan pengamatan singkapan batupasir yang kemudian dilakukan analisis
litofasies, asosiasi fasies, lingkungan pengendapan, analisis petrografi, analisis
diagenesis dan analisis porositas.
Formasi Walat disusun oleh batupasir, konglomerat, perselingan batupasir dan
batulempung sisipan batulanau dan batulempung sisipan karbon. Dari keempat
lintasan berhasil diidentifikasi fasies pengendapannya yaitu terdiri dari floodplain,
levee, crevasse splay, stacking channel, point bar dan geometri bar channel.
Sekumpulan fasies pengendapan tersebut mencirikan lingkungan pengendapan
sungai dengan sistem antara sistem sungai teranyam dengan low sinuosity river
yang berkembang ke sistem sungai bermeander hingga sistem delta. Dua puluh
enam sampel batupasir digunakan untuk pengamatan petrografi dan analisis
diagenesis serta tiga sampel digunakan untuk pengukuran routine core. Hasilnya
adalah batupasir litharenite, quartz arenite dan sublitharenite. Proses diagenesis
yang terjadi berupa kompaksi, rekristalisasi, sementasi, disolusi, dan penggantian.
Kehadiran tekstur batuan, mineralogi, matriks, semen dan proses diagenesis dapat
meningkatkan maupun menurunkan nilai porositas. Berdasarkan pengamatan
tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai porositas suatu batuan yang
berkaitan dengan kualitas reservoir adalah fasies pengendapan, tekstur batuan,
komposisi mineralogi penyusun, matriks, semen dan proses-proses diagenesis.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu model penilaian kualitas reservoir
batupasir dan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam eksplorasi minyak dan
gas bumi di Indonesia.