digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_ABSTRAK.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_BAB_1.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_BAB_2.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_BAB_3.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_BAB_4.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_BAB_5.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_LAMPIRAN.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019_TA_PP_SANGKARA_NARARYA_ASTABIDASA_JURNAL.pdf
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Dewasa ini, pariwisata kreatif—yang didefinisikan sebagai pariwisata yang menawarkan pengunjungnya kesempatan untuk mengembangkan potensi kreativitas mereka dengan partisipasi aktif ke dalam kegiatan yang merupakan karakteristik dari tempat tujuan wisata tersebut—sedang mengalami perkembangan di berbagai negara di dunia untuk menciptakan pariwisata yang berkelanjutan. Sebagai upaya pengembangan pariwisata kreatif di Kota Bandung, pemerintah kota mencanangkan Program “Bandung Creative Belt” yang merupakan sebuah program pengembangan wisata kewilayahan dan telah direncanakan sebanyak 15 kawasan yang akan dikembangkan. Saat ini, kawasan yang tengah dikembangkan menjadi kawasan purwarupa dari program tersebut adalah Kawasan Cigadung dan telah ditetapkan sebanyak 19 objek wisata kreatif pada kawasan ini. Terdapat indikasi bahwa objek wisata yang telah ditetapkan tidak memiliki karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh objek wisata kreatif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penentuan objek wisata kreatif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung terkait kriteria yang digunakan serta proses penentuan yang dilakukan. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan mengacu pada teori dan peraturan terkait pariwisata kreatif melalui metode pengumpulan data wawancara berdasarkan purposive sampling dan data sekunder. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penentuan objek wisata kreatif di Kawasan Cigadung tidak dilakukan secara tepat sasaran. Hal ini dikarenakan kriteria penentuan objek wisata kreatif yang digunakan oleh Pemerintah Kota Bandung belum sesuai dengan kriteria ideal. Selain itu, ketidaksesuaian kriteria yang digunakan juga ditemukan pada objek wisata kreatif, karena tidak ditemukannya objek wisata kreatif yang memenuhi kriteria ideal objek wisata kreatif. Ketidaktepatan juga ditemukan pada proses penentuannya. Hal ini dapat terlihat dari hanya sebagian kecil objek wisata di Kawasan Cigadung yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan kriteria objek wisata kreatif yang digunakan oleh pemerintah. Untuk kedepannya, Pemerintah Kota Bandung direkomendasikan untuk mempertimbangkan penambahan kriteria dalam menentukan objek wisata kreatif, mengembangkan objek wisata kreatif berdasarkan karakteristik dan komponen yang dimilikinya, serta memperbaiki kegiatan teknis di dalam proses penentuan objek wisata kreatif. Rekomendasi tersebut diberikan dengan pertimbangan agar penentuan objek wisata kreatif di Kawasan Cigadung dapat dilakukan tepat sasaran sehingga program pengembangan wisata kreatif dapat dilakukan secara efektif dan efisien.