digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Material yang umumnya digunakan sebagai komponen elektroda lawan pada DSSC adalah platina (Pt) akan tetapi harganya mahal karena kelimpahannya yang rendah di muka bumi terutama di Indonesia. Matenal alternat1f penggant1 Pt salah sat un ya adalah polimer konduktif polianitin (PA :T) yang memiliki sifat elektrokatalitik yang baik. Polianilin yang disintesis menggunakan metode elektropolimerisasi arus searah berpulsa (drrect current pulsed eleuropolymeri::ation) memd1ki keuntungan lebih dibandingkan dengan poliamlin yang disintesis menggunakan metode kimia b1asa karena bermorfologi batang Morfol og1 batang ini menghasilkan luas permukaan yang leb1h besar dengan sistem ahran terbuka (open channel system) yang memfasilitast transfer muatan pada antarmuka PA I/elektrolit, kondisi ini diharapkan akan meningkatkan akttvitas elektrokatalitik. Perbedaan morfologi PANI hasil sintesis im salah satunya dipengaruhi oleh faktor keltstnkan yang dtgunakan dalam proses sintesis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis PA I menggunakan metode elektropolimerisasi berpulsa dengan variasi pada frekuensi, amplitudo, dan persen siklus beban (percent lht(\' f.-)'cle) dalam proses sintestsnya. Hastl spektra FTIR menunJukkan bahwa PANl ES terbentuk pada proses elektropolimerisasi ditandai dengan keberadaan puncak-puncak khas PANl ES di semua variasi pacta bilangan gelombang 1562, 1482, 1294, 1240, I 1 I 9, dan 816 cm•1 . Begitu pula dengan spektra Raman yang mengindikasikan bahwa PANl ES terbentuk pada proses elektropolimerisasi ditandai dengan keberadaan puncak-puncak khas PANI ES di semua vanasi pada pergeseran Ran1an 1580, 1459, 13 75, 1342, 1217, 1159, 835, 780, 746, 525, dan 412 cm•1 . Hasil uji performa menunJukkan peningkatan frekuensi akan mengakibatkan menurunnya efisiensi konversi energi sel DSSC dengan penurunan sebagai berikut: 1,90 % (I Hz): I ,30 % ( I 0 Hz): L27 % (I 00 Hz): L18 % (I kHz): dan 1 ,07° o (I 0 kHz). Hal ini sesuai dengan hasil SEM dimana diameter PANI ES semakin besar berturut-turut 67, 80, 186, 220, dan 370 nm yang mengakibatkan luas permukaannya semakin kecil Hasil efisiensi DSSC juga menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun seiring bertambahnya amp l itudo yang digunakan, berturut-turut I ,70 °o (I ,84 V): I ,58 ° o (2,00 Y): I ,36 % (2, 16 V): I , 1 4 ° o (2,40 Y): dan 0,99 ° o (2,64 Y). Data ini bersesuaian dengan hasil SEM yang mengalami peningkatan sebagai berikut. 116, 176, 315, 353, dan 382 nm yang mengakibatkan luas permukaannya juga semakin kecil. Demikran pula halnya dengan varias1 pcrsen beban didapat penurunan efisi ensi berturut-turut. 2.40 °o ( t 0 o ), 1.72 °•o (20 °o): 1 ,75 °o (30 °o) , 1 ,26 °o (-lO 0 o); dan 1. 1 7 °o (50 °o) seiring peningkatan persen beban yang digunakan. Hal ini karena luas permukaan PAI\1 semakin kecil sesuai dengan data SEM dimana diameter PAN I semakin besar sebagai berikut• 80, 93. 1 78. 296. dan 33 7 nm Dengan menggunak an parameter optimum (frekuensi t O Hz, persen beban 1 0 °o, dan amplttudo 2,6-l V) dtdapat PAN I ES bermorfologt batang yang termasuk kategori nanorod dengan rata-rata diameter batang 44 nm (rentang 1 6-82 nm) dan efisi ensi DSSC sebesar I ,90 °o. Untuk meningkatkan efisiensi DSSC lebih lanjut dilakukan variasi perendaman asam menggunakan asam klorida (poH-trcatmcnt) dengan konsentrasi berturut-turut I. 2, 3, 4, dan 5 M Dari hasi l perlakuan asam didapat efisiensi DSSC optimum sebesar 2,64 °o dengan menggunakan HCI 1-..onsentrasi 3 M