digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Aldiyansyah
PUBLIC Alice Diniarti

Pulau Buton yang terletak di Sulawesi Tenggara memiliki cadangan aspal alam yaitu aspal buton yang tersebar dari teluk Sampolawa sampai teluk Lawele. Deposit aspal buton yang dimilki sebesar 650 juta ton dengan kadar bitumen bervariasi yang diperkirakan setara dengan 170 juta ton aspal minyak. Keunggulan aspal buton antara lain stabilitas perkerasan lebih tinggi jika dibandingan dengan aspal minyak dan lebih tahan terhadap cuaca dan dapat menghemat ketebalan perkerasan hingga 22%. Asbuton dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pengganti aspal minyak setelah bitumen dapat dipisahkan dari mineral pengotornya. Bitumen tergolong perekat dan waterproofing agent yang baik dan memiliki ketahanan yang baik terhadap reaksi oksidasi. Penelitian ini merupakan studi yang dilakukan untuk memisahkan bitumen Asbuton dari mineral-mineral pengotornya dengan menggunakan metode flotasi. percobaan flotasi dilakukan pada sel flotasi bervolume 1375 mL. Kerosin dan asam oleat digunakan sebagai kolektor dan pine oil sebagai frother. Tujuan studi ini yaitu untuk meningkatkan kadar bitumen dan juga perolehan. Flotasi dilakukan pada fraksi ukuran -200 mesh. Variasi yang dilakukan pada percobaan ini yaitu variasi pH (5,6,7,8), dosis kolektor (150,200,250, dan 300 gr/ton), dan persen solid (20,25,30,35%). Karakterisasi bitumen Asbuton dilakukan dengan Mikroskop, SEM-EDS, XRD, XRF, dan FTIR. Konsentrat dan tailing yang dihasilkan kemudian di analisis dengan menggunakan metode sokhlet untuk mengetahui kadar bitumen Asbuton. Hasil percobaan menunjukkan terjadinya peningkatan kadar bitumen. Pada percobaan variasi pH yang menunjukkan peningkatan kadar bitumen hasil terbaik pada pH 7 menggunakan kolektor kerosin yaitu kadar konsentrat 38,7% dengan perolehan 86,87%. Pada variasi dosis kolektor menunjukkan peningkatan kadar bitumen yang dicapai pada dosis 150 gr/ton yaitu 34,4% dengan perolehan 52,54%. Pada variasi persen solid menunjukkan peningkatan kadar bitumen yaitu persen solid 20% dengan kadar 35,4% dengan perolehan 72,95%.