digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TS_PP_ARI_AKBAR_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja dan beban kerja. PT X merupakan salah satu perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha disektor hulu bidang minyak dan gas bumi meliputi Eksplorasi dan Eksploitasi. Seluruh kegiatan pengeboran di area pengeboran Jatibarang memiliki risiko kelelahan yang tinggi terhadap para pekerja akibat paparan: penggunaan alat berat, kebisingan, terkena paparan panas matahari secara langsung, dan waktu kerja. Pengukuran kelelahan kerja dilakukan sebelum dan setelah bekerja dengan menggunakan alat ukur waktu reaksi (reaction timer) dan kuesioner subjective self rating test. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa jenis pekerjaan floorman termasuk dalam kategori beban kerja berat dengan nilai rerata beban kerja sebesar 626,06 ± 7,81 kkal/jam. Kelompok aktivitas kerja roustabout, mudboy, dan service crew termasuk dalam kategori beban kerja sedang dengan rerata beban kerja 328,83 ± 2,64 kkal/jam, 335,94 ± 7,88 kkal/jam, dan 279,93 ± 2,00.kkal/jam. Hasil evaluasi nilai temperatur pada awal shift dan tengah shift pada kelompok aktivitas kerja floorman, roustabout dan mudboy melebihi nilai ambang batas (NAB). kelelahan kerja pada pekerjaan floorman, roustabout, dan mudboy termasuk dalam kategori kelelahan ringan dengan masing-masing pengingkatan waktu reaksi sebesar 303,5 ± 64,015 milidetik, 235,5 ± 27,766 milidetik, dan 247,25 ± 6,020 milidetik. Berdasarkan uji korelasi spearman pada jenis pekerjaan floorman terdapat korelasi antara usia terhadap waktu reaksi dengan p-value sebesar 0,002 (p<0,05) dan pengalaman kerja terhadap waktu reaks dengan p-value sebesar 0,005 (p<0,05). Sementara itu, terdapat hubungan korelasi spearman antara beban kerja pengeboran minyak dengan waktu reaksi dengan p-value sebesar 0,004. Berdasarkan hasil regresi linier bahwa panas adalah faktor yang lebih berpengaruh terhadap kelelahan kerja dilihat dari besaran koefisien.