digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Kebumen Utara terdiri dari tatanan geologi yang relatif kompleks. Hal itu dicirikan dengan keberadaan litologi yang beragam dan struktur geologi yang kompleks sebagai produk dari subduksi purba pada zaman Kapur. Kajian geologi dipermukaan menunjukkan bahwa batuan di daerah ini dapat dibagi menjadi dua kelompok batuan yaitu kompleks mélange Luk ulo (pra-Tersier) dan kelompok batuan sedimen (Tersier). Adanya keterbatasan interpretasi keilmuan geologi berdasarkan data di permukaan masih perlu dikaji kembali melalui pendekatan geofisika untuk mendapatkan gambaran kondisi bawah permukaan yang lebih baik. Oleh karena itu, untuk menambah data geofisika, survey gaya berat telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui variasi densitas batuan di bawah permukaan dan membuat model geologi bawah permukaan berdasarkan data gaya berat yang melewati kedua kelompok batuan tersebut. Pengambilan data gaya berat menggunakan alat Scintrex CG-5 dengan spasi antar titik pengukuran sekitar 150m. Berdasarkan hasil pengukuran diperloeh 116 data gaya berat. Pengolahan data awal menghasilkan Anomali Bouguer Lengkap (CBA) dengan variasi nilai anomali sekitar 68.36- 98.9 mGal. Hasil estimasi densitas di dekat permukaan sebesar 2.48 g/cm3 didapatkan berdasarkan metode Parasnis dan Nettleton. Berdasarkan analisis spektrum didapatkan nilai cut-off panjang gelombang sebesar 6414m dan diaplikasikan dalam proses pemisahan anomali regional-residual. Proses pemisahan sinyal tersebut dilakukan dengan menggunakan frequency domain filter. Anomali regional dan residual hasil proses penyaringan mempunyai nilai rentang anomali masing-masing sekitar 71.3-98.6 mGal dan -2.6 hingga 3.1 mGal. Permodelan ke depan dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi di bawah permukaan berdasarkan CBA dan anomali residual. Hasil permodelan pada CBA secara umum menghasilkan model densitas hingga mencapai kedalaman sekitar 10 km. Hasil interpretasi tersebut menunjukkan adanya intrusi dan juga kerak kontinen pada lapisan yang lebih dalam. Selain itu, permodelan ke depan pada anomali residual menghasilkan model densitas sampai kedalaman 2 km. Interpretasi pada model tersebut menunjukkan adanya intrusi dangkal dan struktur geologi yang berhubungan dengan batas tektonik antara kelompok batuan pra-Tersier dan Tersier.