digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kali Lutut merupakan lokasi tersingkapnya seri batuan khusus yang disebut Lutut Beds, yang tersusun oleh batupasir dan batugamping dengan mineral kuarsa yang melimpah dan fragmen rombakan berbagai jenis batuan seperti batuan metamorf, vulkanik, batuan dasar, dan karbon. Van bemmelen (1949) memasukkan seri batuan ini ke dalam Cekungan Serayu Utara, sedangkan Thanden dkk. (1996), mengelompokkan ke dalam Cekungan Kendeng. Pada daerah penelitian dijumpai pula adanya Lapangan Minyak Cipluk yang dapat menunjang data bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk merekonstruksi kondisi struktur geologi di Kali Lutut dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik struktur geologi, evolusi deformasi, dan kondisi paleogeografi, serta implikasinya terhadap keberadaan hidrokarbon di daerah Kali Lutut dan sekitarnya. Penelitian ini secara umum didasarkan pada evaluasi data lapangan yang dipadukan dengan data seismik. Data lapangan diperoleh melalui penyelidikan langsung untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian dan pengambilan sampel batuan. Berdasarkan data lapangan, analisis petrografi, dan analisis fosil yang dipadukan dengan analisis kelurusan dan analisis struktur geologi maka dihasilkan peta geologi daerah penelitian. Penampang geologi dibuat berdasarkan peta geologi dan interpretasi seismik yang dilakukan dengan metode dip-domain untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan daerah penelitian. Tiga penampang geologi yang telah dibuat dilakukan rekonstruksi palinspastik dengan teknik balance cross-section berdasarkan model flexural-slip. Rekonstruksi ketiga penampang tersebut kemudian dibuat dalam diagram pagar untuk melihat perubahan topografi pada setiap deformasinya Stratigrafi daerah Kali Lutut dan sekitarnya terdiri dari Batuan Dasar, Formasi Pelang, Formasi Kerek yang diterobos oleh Intrusi Andesit, Formasi Penyatan, Formasi Kaligetas, Formasi Damar, dan Aluvium. Struktur geologi daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan kejadian pembentukannya yaitu kelompok sesar turun, kelompok sesar naik dan lipatan, serta kelompok sesar mendatar. Sesar naik memiliki karakteristik berupa fault-propagation fold yang membentuk imbrication thrust fault berorientasi barat-timur dengan kedalaman bidang detachment yang berada di batas antara Formasi Kerek dengan Batuan Dasar dan Formasi Pelang (kedalaman berkisar empat hingga lima kilometer). Berdasarkan hasil rekonstruksi palinspastik, daerah penelitian mengalami deformasi pertama terjadi pada Batuan Dasar dan bersifat ekstensi saat Eosen-Oligosen. Deformasi pertama menghasilkan ekstensi sebesar 4,2 - 9,4%. Deformasi kedua terjadi saat Miosen Akhir-Pliosen pada Formasi Kerek dan bersifat kontraksi. Deformasi kedua menghasilkan pemendekan sebesar 29,6 - 44,5%. Deformasi ketiga terjadi saat Pliosen-Plistosen yang menghasilkan sesar mendatar di formasi batuan muda. Rekonstruksi menunjukkan geometri daerah penelitian pada saat Formasi Kerek diendapkan berupa cekungan yang mendalam ke arah selatan. Hidrokarbon dijumpai pada daerah penelitian yang terletak di sebelah barat daerah penelitian. Lokasi tersebut termasuk dalam Lapangan Cipluk yang ditinggalkan. Berdasarkan rekonstruksi, sesar naik berfungsi sebagai jalur migrasi hidrokarbon dan menjadi perangkap struktur dengan bentukan antiklin di beberapa tempat. Berdasarkan hasil rekonstruksi dan pendekatan gradien panas bumi yang konstan menunjukkan Formasi Kerek dan Formasi Pelang mencapai kematangan sejak Miosen Akhir. Namun penelitian sebelumnya mengenai studi batuan induk dari sampel minyak bumi yang berada di daerah penelitian menunjukkan bahwa Formasi Kerek dan Formasi Pelang yang diendapkan pada lingkungan laut dalam bukan yang berpotensi sebagai batuan induk. Batuan induk diinterpretasikan berasal dari luar daerah penelitian.