Bisnis dibidang pernikahan di Indonesia sedang berkembang pesat terutama untuk
pasar kalangan kelas menengah atas. Dalam merancang sebuah pesta pernikahan,
pengantin dari kalangan kelas menengah atas akan mengutamakan sebuah
kepuasan untuk mewujudkan dream wedding sesuai dengan harapan untuk
menjadikan sebuah acara pernikahan yang tidak terlupakan. Salah satu wujud
dalam membuat pesta pernikahan dapat diamati melalui fenomena kreasi yang
diterapkan dalam merancang tampilan visual undangan pernikahan. Desain
undangan pernikahan berfungsi lebih dari sekedar penyampaian informasi acara
pernikahan melainkan sebagai bentuk untuk mengekspresikan rasa bahagia
sehingga tampilan visual menjadi pengaruh hal yang dianggap penting pada
proses perancangan. Dalam setiap elemen desain undangan pernikahan diyakini
memiliki simbol mengenai status ekonomi, hierarki dalam kehidupan sosial serta
kepercayaan yang berhubungan dengan kebudayaan dan juga keagamaan.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Tahap pertama adalah untuk
mendapatkan kecenderungan karakteristik desain undangan pernikahan ditahun
2016-2018. Tahap kedua adalah menginterpretasi sebuah makna dibalik desain
undangan pernikahan yang menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk
mendapatkan makna denotatif, konotatif dan mitos. Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa desain undangan pernikahan kalangan kelas menengah atas
ditahun 2016-2018 mengalami pergeseran gaya desain yaitu mengacu pada desain
kebarat-baratan yang modern dan minimalis. Dibalik tampilan visual desain
undangan masyarakat kelas menengah atas yang dibuat elegan dan modern,
terdapat dua pendekatan makna yang tidak dapat dipisahkan yaitu makna yang
berhubungan dengan sesuatu yang bersifat duniawi serta makna yang bersifat
kepercayaan mengenai konsep agama dan ketuhanan karena sebuah acara
pernikahan adalam sesuatu yang sakral merupakan sebuah janji dan bentuk ibadah
kepada Tuhan.