digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tingkat konsumsi bayam meningkat sebesar 0,05 kg per kapita per tahun (1,6%) diiringi dengan penurunan produksi sebesar 2,94%. Salah satu penyebabnya adalah penurunan kualitas lahan akibat penggunaan pupuk dan pestisida sintetis secara berlebihan, sehingga perlu dilakukan pengembangan dan perbaikan pada proses budidaya bayam merah. Pelaksanaan urban farming dengan sistem vertikultur diketahui dapat meningkatkan produktivitas lahan sempit sehingga menjadi alternatif yang dipilih dalam budidaya pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh komposisi media tanam dan jenis air yang digunakan di dalam sistem budidaya vertikultur bayam merah terhadap kandungan nutrisi (karbohidrat, lemak, dan protein) bayam merah. Penelitian dilakukan dengan penanaman secara vertikal menggunakan pipa paralon dengan komposisi media tanam tanah Lembang, kompos, dan pupuk kandang kambing dengan perbandingan 1:1:1 (M0), 1:2:1 (M1), dan 1:1:2 (M2) serta disiram menggunakan air irigasi pasca filtrasi (A0) serta air kolam ikan (A1) setiap pagi dan sore selama 1 bulan. Dilakukan pengamatan terhadap bobot tanaman serta kandungan gizi (karbohidrat, lemak, dan protein). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi media tanam tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap seluruh parameter uji sedangkan penggunaan air kolam (A1) memberikan perbedaan yang nyata terhadap kandungan karbohidrat hingga 5,94% pada perlakuan M2. Analisis kandungan gizi menunjukkan kadar karbohidrat paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan A0M1 yaitu 9,46%, kadar lemak paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan A0M1 yaitu 0.57%, kadar protein paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan A1M1 yaitu 14,97%, dan estimasi produksi tertinggi pada perlakuan A1M1 sebesar 7,5 ton/ha.