digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017_DR_PP_LIRIS_LIS_KOMARA_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Rehabilitasi lahan pascatambang batubara dilakukan melalui proses reklamasi dan revegetasi. Dalam rangka mengembalikan lahan pascatambang agar mendekati kondisi sebelum ditambang, lahan direklamasi dengan mengembalikan kontur lahan seperti kondisi premining dan menebarkan topsoil. Sesudah lahan reklamasi siap, revegetasi dilakukan dengan menanam bibit pohon. Revegetasi pada lahan reklamasi pascatambang batubara dimulai dengan menanam jenis fast growing sebagai pionir dan tiga tahun kemudian menanam jenis pohon lokal. Untuk menilai keberhasilan reklamasi diperlukan suatu indikator keberhasilan. Salah satu indikator untuk melihat kualitas tanah adalah karbon organik tanah karena akumulasi karbon organik tanah sangat berhubungan dengan kestabilan dan kesuburan tanah. Nilai karbon tanah yang tinggi menunjukkan tingginya penyerapan air oleh tanah, kapasitas tukar kation (KTK), dan jumlah nutrisi yang dapat diserap tanaman, terutama nitrogen total. Metabolisme karbon diperlukan untuk membentuk karbon stabil, dan dapat dijadikan indikator dalam tanah untuk mengetahui apakah suatu lahan yang direklamasi sudah kembali seperti kondisi premining. Karbon organik tanah menjadi sumber energi untuk metabolisme organisme tanah. Pada lahan yang mengandung karbon tinggi, kelompok organisme protozoa akan berkolonisasi lebih cepat, dengan demikian, protozoa merupakan mikrofauna tanah yang berpotensi untuk dijadikan indikator kandungan karbon tanah. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan indikator keberhasilan reklamasi pascatambang batubara dengan menggunakan protozoa sebagai indikator. Penelitian ini dilakukan pada lahan reklamasi berusia 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11 dan 16 tahun dan lahan yang belum ditambang (premining) sebagai pembanding. Pencuplikan tanah dilakukan di sekitar daerah perakaran pohon dengan jenis tertentu. Untuk menentukan jenis pohon yang akan diteliti dilakukan analisis vegetasi dengan membuat 20 plot berukuran 20x20 m2 dengan line transect. Dari hasil analisis vegetasi diketahui tiga jenis pohon fast growing dan tiga jenis pohon lokal yang dominan dan selanjutnya dipakai untuk pengukuran dan pengambilan sampel. ii Pengambilan sampel dilakukan setiap dua minggu selama satu tahun dari mulai bulan Februari 2013 sampai Januari 2014 dengan melakukan pengukuran pertumbuhan pohon, laju produksi serasah, laju dekomposisi serasah, serta kandungan kimia, fisika dan biologi tanah. Parameter kimia tanah yang diukur adalah pH, karbon organik, nitrogen, fosfor, kalium dan logam (Al, Cd, Cu, Pb, B, Mn). Parameter fisika yang diukur adalah bulk density, particle density, ruang pori tanah dan permeabilitas, sedangkan parameter biologi yang diamati adalah bakteri dan protozoa tanah. Hasil penelitian menunjukkan usia reklamasi berkorelasi dengan laju produksi serasah, laju dekomposisi serasah, dan kandungan karbon tanah. Laju Kandungan karbon tanah berkorelasi dengan laju produksi serasah. Tingginya produksi serasah dan input karbon seiring waktu menunjukkan keberhasilan dalam merevegetasi suatu area. Dari hasil penelitian didapat 42 jenis protozoa dari 9 filum, yaitu dua jenis dari filum Sarcodina, satu dari filum Flabellina, tiga dari filum Tubulinea, satu jenis dari filum Percolozoa, tujuh jenis dari filum Amoebozoa, tujuh jenis dari filum Cercozoa, tujuh jenis dari filum Euglenozoa, satu jenis dari filum Choanozoa dan 13 jenis dari filum Ciliophora. Terlihat adanya korelasi antara usia reklamasi dengan kenaikan jumlah protozoa dan jumlah jenis protozoa Biomassa protozoa pada lahan reklamasi pascatambang berbeda usia yang ditanami Paraserianthes falcataria, Acacia mangium, dan Samanea saman yang paling tinggi adalah pada usia 11 tahun, karena pada usia 11 tahun produksi serasah paling tinggi sehingga protozoa tumbuh dengan baik dan ini menyebabkan karbon organik serta nitrogen menjadi tinggi. Hasil korelasi Spearman memperlihatkan bahwa protozoa, baik amuba flagelata dan siliata, berkorelasi dengan N, K, Al, Cu, bakteri dan fungi. Hasil penelitian dan analisis dari tahun pertama sampai tahun keenam belum memperlihatkan adanya peningkatan yang berarti, baik pada parameter fisika, kimia ataupun biologi. Tapi secara jangka panjang terlihat adanya pola cenderung naik dengan nilai paling tinggi pada tahun ke-11. Disini terlihat pengaruh revegetasi terhadap kondisi fisika, kimia dan biologi tanah termasuk protozoa, sehingga dapat disimpulkan data bisa dipakai untuk menyusun indikator keberhasilan reklamasi. Selanjutnya hasil CCA (canonical correspondence analysis) memperlihatkan kadar karbon tanah 55,30%, Cu 78,67% dan jumlah jenis bakteri 53,58% berkontribusi terhadap susunan tanah di lahan reklamasi tambang. Pada lahan reklamasi 3, 4, dan 11 tahun, pH, ruang pori tanah, jumlah jenis bakteri, fosfor, Vorticella similis, Sphaerophyra magna, Euglypha cilliata, Cercomonas sp1, Nebela sp., Heleopera rosea, Tachymonas sp, Colpidium campylum, Bodo sp. 1, Blepharisma sp. 1, Cyphoderia sp.1, Colpoda sp., Cercomonas sp. 2, Hyalosphenia papilio, Breviata anathema dan Anisonema ovale membedakan dengan lahan reklamasi lainnya. Terdapat dua jenis protozoa yang dapat menunjukkan tingkat keberhasilan reklamasi pada lahan reklamasi pascatambang batu bara, yaitu Euglypha cilliata dan Cercomonas sp 1.