digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditetapkan sebagai kawasan pariwisata melalui PP nomor 52 tahun 2014. KEK Mandalika termasuk ke dalam empat dari sepuluh destinasi wisata “Bali Baru” yang difokuskan pengembangannya oleh pemerintah. Rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus membutuhkan analisis geologi lingkungan sebagai tahap awal. Daerah penelitian terletak pada koordinat 424000-435000 mT dan 9009500 – 9019000 mU (UTM WGS 1984 Zona 50S). Luas daerah penelitian 50,78 km2. Metode yang digunakan pada studi ini mencakup studi literatur, pemetaan lapangan, analisis laboratorium petrografi dan mikropaleontologi, serta analisis geologi lingkungan perkotaan. Data-data diolah dan didigitasi untuk menghasilkan peta parameter geologi lingkungan perkotaan yang selanjutnya ditumpangtindihkan (overlay) dengan bobot yang didapat dari perhitungan AHP (Analytical Hierarchy Process). Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Dataran Pantai, Satuan Dataran Aluvial, Satuan Perbukitan Aliran Lava, Satuan Perbukitan Zona Sesar, Satuan Perbukitan Karst Tersesarkan. Proses geomorfik daerah penelitian adalah dewasa menuju tua. Geologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Andesit, Satuan Batupasir-Breksi, Satuan Basalt, Satuan Tuf, Satuan Dasit, Satuan Kalkarenit, dan Satuan Endapan Aluvial dan Pantai. Analisis geologi lingkungan perkotaan menunjukkan zona yang direkomendasikan untuk pembangunan wilayah adalah Zona Leluasa (5,6%), Zona Cukup Leluasa (17,9%), dan Zona Agak Leluasa (24,3%). Zona Kurang Leluasa (2,9%) dan Zona Tidak Leluasa (49,3%) tidak direkomendasikan.