digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2010_TA_PP_ERVIN_DWI_MARSHA_1-BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Sumber pati di Indonesia tersedia cukup berlimpah namun kurang dapat dimanfaatkan secara maksimal karena sifat pati yang tidak larut dalam air dingin. Oleh karena itu, pati perlu dikonversi menjadi bentuk yang ekonomis (dalam hal ini pati diubah menjadi maltosa). Dalam jangka panjang, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh membran yang kelak dapat digunakan sebagai membran bioreaktor. Efisiensi hidrolisis pati menjadi maltosa secara enzimatik dapat ditingkatkan dengan dilakukan pemisahan pati dan maltosa. Perbedaan ukuran antara pati dan maltosa dijadikan dasar dalam pemisahan menggunakan teknologi membran. Dalam penelitian ini, setelah ditemukan komposisi selulosa asetat dan silica fume yang tepat, membran diberi perlakuan tambahan berupa inversi fasa dalam air dingin dan direndam dalam air panas yang bersuhu 80oC. Perlakuan tambahan tersebut menurunkan rejeksi terhadap pati maupun maltosa, sedangkan fluks membran menjadi lebih besar. Membran yang mendapat perlakuan tambahan mengalami penurunan rejeksi terhadap pati dan maltosa, berturut-turut berkisar 8-15% dan 0-27%, relatif terhadap membran tanpa perlakuan. Fluks membran yang diberi perlakuan tambahan mengalami peningkatan berkisar 28-78%, relatif terhadap membran tanpa perlakuan.