digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana

Doping didefinisikan sebagaipenggunaan substansi terlarang oleh atlet, menolak pengambilan sampel untuk kepentingan pemeriksaan, melanggar persyaratan pemeriksaan, melakukan pengrusakan pada saat pengawasan, memiliki substansi atau metode terlarang, dan memberikan substansi atau metode terlarang. Salah satu senyawa golongan stimulan yang dilarang untuk digunakan dalam doping adalah dimetilamilamin (DMAA). DMAA umumnya ditambahkan ke dalam suplemen makanan atlet. Analisis DMAA dalam suplemen makanan atlet memerlukan metode preparasi yang selektif. Tujuan penelitian ini adalah mensintesis sorben ekstraksi fase padat dengan teknik MIP menggunakan DMAA sebagai molekul cetakan yang dapat digunakan untuk pemisahan DMAA secara efisien dalam matriks sampel. Penelitian in silico berbantuan komputer untuk menentukan monomer yang digunakan dalam sintesis MIP dengan molekul cetakan DMAA belum pernah dikaji, MISPE dengan DMAA sebagai molekul cetakan belum pernah disintesis, demikian juga preparasi menggunakan MISPE-DMAA secara KCKT serta aplikasi MISPE-DMAA dalam preparasi sampel yang ditentukan dengan KCKT belum pernah dilakukan sebelumnya. Tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian meliputi penelitian pendahuluan terdiri atas penentuan monomer fungsional melalui kajian in silico interaksi molekul cetakan-monomer dan penentuan energi bebas Gibbs dan energi ikatan. Sintesis MIP dilakukan dengan metode ruah. DMAA sebagai molekul cetakan, asam metakrilat akrilamid dan asam itakonat sebagai monomer fungsional, etilen glikol dimetakrilat sebagai pengikat silang, dan 2.2’-azobisisobutironitril sebagai inisiator dilarutkan dalam kloroform. Perbandingan molekul cetakan, monomer fungsional, dan pengikat silang adalah 1:4:20 (mol). Polimerisasi diinisiasi dengan pemanasan pada suhu 60 o C. Pelepasan molekul cetakan dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan teknik ultrasonikasi selama 20 menit. Ekstraksi dilakukan berulang menggunakan ii kloroform sebagai pelarut hingga molekul cetakan terlepas sempurna. Pelarut sisa ekstraksi dianalisis menggunakan KCKT sementara MIP dikeringkan dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR dan SEM. Polimer tercetak molekul ekstraksi fase padat (MISPE) dibuat dengan memasukan MIP ke dalam katridge ekstraksi fase padat. Selektivitas dari MISPE ditentukan dengan cara membandingkan hasil perolehan kembali antara DMAA dengan efedrin dan fenilpropanilamin. Pengujian kinerja MISPE dilakukan dengan menggunakan DMAA yang ditambahkan ke dalam suplemen makanan. Eluat hasil ekstraksi fase padat diukur menggunakan KCKT, kemudian perolehan kembali dihitung. Validasi metode analisis DMAA dilakukan dengan parameter yang diuji antara lain selektivitas, linearitas, akurasi, dan presisi. Hasil studi komputasi menggunakan perangkat lunak Gaussian dengan metode mekanika kuantum DFT (Density Functional Theory) B3LYP pada basis set 6- 311G, pemilihan monomer fungsional untuk sintesis MIP molekul cetakan DMAA dengan parameter energi bebas Gibbs (?G) dan energi ikatan (?E), dari 33 monomer diperoleh 7 monomer terpilih yaitu asam 2-akrilamid-1-etanasulfonat, asam itakonat, asam metakrilat, asam akrilat, N-(2-hidroksietil) akrilamid, metil 6- O-metakriloil-?-d-glukosid, dan akrilamid. Kondisi optimum sistem KCKT diperoleh dengan menggunakan kolom oktadesilsilan C18; 250 x4,6 mm; 5 µm, fase gerak asetonitril : air (9:1), laju alir 0,6 mL/menit, dan dideteksi pada panjang gelombang 313 nm, dengan batas deteksi dan batas kuantifikasi adalah 44,18 ppm dan 147,26 ppm. Monomer asam metakrilat, akrilamid dan asam itakonat dapat digunakan sebagai monomer dalam sintesis MIP dengan molekul cetakan DMAA menggunakan metode ruah dengan pemanasan pada suhu 60 o C selama 7 jam. Sorben yang dibuat dengan ketiga monomer tersebut, selektif mengekstraksi DMAA dan dapat disintesis dengan polimerisasi metode ruah dengan perbandingan molekul cetakan: monomer : pengikat silang 1:4:20 (dalam mol). Karakterisasi MIP dan NIP menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukan perbedaan morfologi yang nyata. Karakterisasi MIP dan NIP menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan pada daerah gugus fungsi dan sidik jari terdeteksi adanya puncak yang muncul pada bilangan gelombang yang sama antara MIP dan DMAA yang tidak terdapat pada NIP. Ekstraksi selektif DMAA yang optimum diperoleh dengan menggunakan pelarut kloroform. Kapasitas adsorpsi ditentukkan dengan metode batch dengan cara sonikasi untuk pengenalan DMAA terhadap rongga MIP dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah dilakukan inkubasi, larutan disaring dan masing-masing filtrat dianalisis menggunakan KCKT dan dihitung kosentrasinya. Hasil pengujian DMAA dalam MIP didapat imprinting factor (IF) untuk asam metakrilat, akrilamid dan asam itakonat berturut-turut adalah 2,03; 2,11; dan 3,02. iii Mekanisme adsorpsi sorben dengan monomer asam metakrilat dan akrilamid, MIP mengikuti model isoterm Langmuir sedangkan NIP mengikuti model isoterm Freundlich. Mekanisme adsorpsi sorben dengan monomer asam itakonat, MIP dan NIP mengikuti model isoterm Langmuir. Penentuan kapasitas desorpsi dilakukan dengan menambahkan pelarut kloroform, etil asetat, metanol. Campuran disaring dan dianalisis konsentrasinya menggunakan KCKT. Konsentrasi yang terdesorpsi paling tinggi diperoleh pada kloroform. Pada MIP dengan monomer asam metakrilat, akrilamid, dan asam itakonat persentase konsentrasi DMAA yang terdesorpsi lebih tinggi dibandingkan pada metanol. Hasil kapasitas desorpsi dalam tiga pelarut dalam proses ekstraksi fase padat, menghasilkan pengikatan ulang yang paling baik pada pelarut yang sama dengan saat polimerisasi. Nilai persen perolehan kembali DMAA menggunakan metode ekstraksi MISPE dengan monomer asam metakrilat, akrilamid dan asam itakonat berutur-turut adalah adalah 9,84; 79,92; dan 74,78%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sorben ekstraksi fase padat dengan teknik polimer tercetak molekul untuk ekstraksi DMAA secara selektif dapat dibuat dengan polimerisasi metode ruah. Monomer akrilamid merupakan monomer fungsional yang dapat digunakan untuk pengembangan sorben ekstraksi fase padat yang selektif terhadap senyawa DMAA.