2019_DS_PP_SAEFUL_AMIN_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC yana mulyana COVER Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Saeful Amin
PUBLIC yana mulyana
Doping didefinisikan sebagaipenggunaan substansi terlarang oleh atlet, menolak
pengambilan sampel untuk kepentingan pemeriksaan, melanggar persyaratan
pemeriksaan, melakukan pengrusakan pada saat pengawasan, memiliki substansi
atau metode terlarang, dan memberikan substansi atau metode terlarang. Salah satu
senyawa golongan stimulan yang dilarang untuk digunakan dalam doping adalah
dimetilamilamin (DMAA). DMAA umumnya ditambahkan ke dalam suplemen
makanan atlet. Analisis DMAA dalam suplemen makanan atlet memerlukan
metode preparasi yang selektif.
Tujuan penelitian ini adalah mensintesis sorben ekstraksi fase padat dengan teknik
MIP menggunakan DMAA sebagai molekul cetakan yang dapat digunakan untuk
pemisahan DMAA secara efisien dalam matriks sampel. Penelitian in silico
berbantuan komputer untuk menentukan monomer yang digunakan dalam sintesis
MIP dengan molekul cetakan DMAA belum pernah dikaji, MISPE dengan DMAA
sebagai molekul cetakan belum pernah disintesis, demikian juga preparasi
menggunakan MISPE-DMAA secara KCKT serta aplikasi MISPE-DMAA dalam
preparasi sampel yang ditentukan dengan KCKT belum pernah dilakukan
sebelumnya.
Tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian meliputi penelitian pendahuluan
terdiri atas penentuan monomer fungsional melalui kajian in silico interaksi
molekul cetakan-monomer dan penentuan energi bebas Gibbs dan energi ikatan.
Sintesis MIP dilakukan dengan metode ruah. DMAA sebagai molekul cetakan,
asam metakrilat akrilamid dan asam itakonat sebagai monomer fungsional, etilen
glikol dimetakrilat sebagai pengikat silang, dan 2.2’-azobisisobutironitril sebagai
inisiator dilarutkan dalam kloroform. Perbandingan molekul cetakan, monomer
fungsional, dan pengikat silang adalah 1:4:20 (mol). Polimerisasi diinisiasi dengan
pemanasan pada suhu 60
o
C.
Pelepasan molekul cetakan dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan teknik
ultrasonikasi selama 20 menit. Ekstraksi dilakukan berulang menggunakan
ii
kloroform sebagai pelarut hingga molekul cetakan terlepas sempurna. Pelarut sisa
ekstraksi dianalisis menggunakan KCKT sementara MIP dikeringkan dan
dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR dan SEM. Polimer tercetak
molekul ekstraksi fase padat (MISPE) dibuat dengan memasukan MIP ke dalam
katridge ekstraksi fase padat. Selektivitas dari MISPE ditentukan dengan cara
membandingkan hasil perolehan kembali antara DMAA dengan efedrin dan
fenilpropanilamin. Pengujian kinerja MISPE dilakukan dengan menggunakan
DMAA yang ditambahkan ke dalam suplemen makanan. Eluat hasil ekstraksi fase
padat diukur menggunakan KCKT, kemudian perolehan kembali dihitung. Validasi
metode analisis DMAA dilakukan dengan parameter yang diuji antara lain
selektivitas, linearitas, akurasi, dan presisi.
Hasil studi komputasi menggunakan perangkat lunak Gaussian dengan metode
mekanika kuantum DFT (Density Functional Theory) B3LYP pada basis set 6-
311G, pemilihan monomer fungsional untuk sintesis MIP molekul cetakan DMAA
dengan parameter energi bebas Gibbs (?G) dan energi ikatan (?E), dari 33
monomer diperoleh 7 monomer terpilih yaitu asam 2-akrilamid-1-etanasulfonat,
asam itakonat, asam metakrilat, asam akrilat, N-(2-hidroksietil) akrilamid, metil 6-
O-metakriloil-?-d-glukosid, dan akrilamid.
Kondisi optimum sistem KCKT diperoleh dengan menggunakan kolom
oktadesilsilan C18; 250 x4,6 mm; 5 µm, fase gerak asetonitril : air (9:1), laju alir 0,6
mL/menit, dan dideteksi pada panjang gelombang 313 nm, dengan batas deteksi
dan batas kuantifikasi adalah 44,18 ppm dan 147,26 ppm.
Monomer asam metakrilat, akrilamid dan asam itakonat dapat digunakan sebagai
monomer dalam sintesis MIP dengan molekul cetakan DMAA menggunakan
metode ruah dengan pemanasan pada suhu 60
o
C selama 7 jam. Sorben yang dibuat
dengan ketiga monomer tersebut, selektif mengekstraksi DMAA dan dapat
disintesis dengan polimerisasi metode ruah dengan perbandingan molekul cetakan:
monomer : pengikat silang 1:4:20 (dalam mol).
Karakterisasi MIP dan NIP menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM)
menunjukan perbedaan morfologi yang nyata. Karakterisasi MIP dan NIP
menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR) menunjukkan pada daerah gugus
fungsi dan sidik jari terdeteksi adanya puncak yang muncul pada bilangan
gelombang yang sama antara MIP dan DMAA yang tidak terdapat pada NIP.
Ekstraksi selektif DMAA yang optimum diperoleh dengan menggunakan pelarut
kloroform.
Kapasitas adsorpsi ditentukkan dengan metode batch dengan cara sonikasi untuk
pengenalan DMAA terhadap rongga MIP dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah
dilakukan inkubasi, larutan disaring dan masing-masing filtrat dianalisis
menggunakan KCKT dan dihitung kosentrasinya. Hasil pengujian DMAA dalam
MIP didapat imprinting factor (IF) untuk asam metakrilat, akrilamid dan asam
itakonat berturut-turut adalah 2,03; 2,11; dan 3,02.
iii
Mekanisme adsorpsi sorben dengan monomer asam metakrilat dan akrilamid, MIP
mengikuti model isoterm Langmuir sedangkan NIP mengikuti model isoterm
Freundlich. Mekanisme adsorpsi sorben dengan monomer asam itakonat, MIP dan
NIP mengikuti model isoterm Langmuir.
Penentuan kapasitas desorpsi dilakukan dengan menambahkan pelarut kloroform,
etil asetat, metanol. Campuran disaring dan dianalisis konsentrasinya menggunakan
KCKT. Konsentrasi yang terdesorpsi paling tinggi diperoleh pada kloroform. Pada
MIP dengan monomer asam metakrilat, akrilamid, dan asam itakonat persentase
konsentrasi DMAA yang terdesorpsi lebih tinggi dibandingkan pada metanol. Hasil
kapasitas desorpsi dalam tiga pelarut dalam proses ekstraksi fase padat,
menghasilkan pengikatan ulang yang paling baik pada pelarut yang sama dengan
saat polimerisasi.
Nilai persen perolehan kembali DMAA menggunakan metode ekstraksi MISPE
dengan monomer asam metakrilat, akrilamid dan asam itakonat berutur-turut adalah
adalah 9,84; 79,92; dan 74,78%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sorben ekstraksi fase padat dengan teknik
polimer tercetak molekul untuk ekstraksi DMAA secara selektif dapat dibuat
dengan polimerisasi metode ruah. Monomer akrilamid merupakan monomer
fungsional yang dapat digunakan untuk pengembangan sorben ekstraksi fase padat
yang selektif terhadap senyawa DMAA.