digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bandung dianggap sebagai Kota kreatif dan pariwisata. Bandung terkenal dengan wisata kulinernya. Rata-rata jumlah wisatawan yang datang ke Bandung setiap tahunnya sekitar 5.000.000 orang (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Pemkot Bandung). Beberapa pusat pariwisata di Kota Bandung ini berada di Jalan R.E Martadinata Street (Jalan Riau) Asia Afrika Street, Dago Street, dan Lembang. Kegiatan parawisata yang terus berkembang di Kota Bandung ini menciptakan banyak peluang tentunya di ranah bisnis kuliner. P’seq bakery mencoba menangkap peluang ini dengan membuka sebuah bisnis kuliner yaitu Toko roti di Kota Bandung. Namun, dalam membangun dan mempertahankan bisnis ini P’seq Bakery harus menghadapi banyak tantangan terutama dalam hal menghadapi persaingan karena banyaknya orang yang masih belum tahu dengan brand P’seq bakery Untuk menghadapi tantangan ini, P’seq bakery harus membuat strategi peningkatan kesadaran brand yang sesuai agar dapat bertahan dan memenangkan pangsa pasar dan juga membuat inovasi baru untuk meningkatkan kesadaran dan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu P’seq bakery mengidentifikasi masalah yang terjadi didalam perusahaan dengan menganalisa situasi market, Porter’s forces ( Self assessment result) yang bertujuan untuk mengetahui luas pesaing, potensi pelanggan, daya tawar pembeli daya daya tawar pemasok dan analisis SWOT. Selain itu P’seq bakery juga perlu melakukan strategi bauran pemasaran (Marketing Mix) yang akan dilihat dari sudut pandang pemilik dan konsumen. Dengan dilakukannya analisis secara bertahap, menunjukan bahwa P’seq bakery menghadapi penjualan rendah karena kurangnya kesadaran merek, P’seq bakery kurang maksimal dalam promosi, hanya menggunakan Instagram. Untuk melakukan pendekatan, peneliti menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada 100 responden yang dianggap memiliki kriteria tertentu. Setelah melakukan analisis matrik mix dan TOWS, peneliti mengusulkan strategi untuk menjawab permasalahan utama yang dihadapi P’seq bakery. Strategi pertama adalah meningkatakan aktivitas promosi melalui media social dan promosi berbayar. Strategi kedua dengan meningkatkan kesadaran akan sebuah produk yang memiliki nilai tersendiri. Strategi ketiga dengan memberikan promo atau voucher setiap bulannya dan meningkatkan pelayanan yang diberikan.