digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2012_TS_PP_AKHMAD_SUROSO_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Akuakultur urban adalah budidaya biota air di area urban, manfaatnya selain produksi pangan belum banyak diketahui seperti pendapatan, lapangan kerja, ketahanan pangan, pengurangan limbah, pengendalian banjir, dan resapan air tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan pengembangan akuakultur urban ikan konsumsi, sebagai studi kasus adalah aktivitas pembesaran lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kota Bandung. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap meliputi (1) Identifikasi karakteristik dan potensi akuakultur urban ikan konsumsi di Kota Bandung; (2) Evaluasi pembesaran ikan lele dumbo menggunakan sistem resirkulasi; (3) Perumusan strategi pengembangan akuakultur urban ikan konsumsi di Kota Bandung. Tahap pertama dilakukan dengan metode observasi lapangan dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap 30 responden dari 10 kecamatan di Kota Bandung, pemilihan responden dilakukan dengan metode snow ball. Tahap kedua dilakukan dengan pemeliharaan ikan lele dumbo selama 28 hari pada sistem resirkulasi, benih lele yang digunakan berumur 50 hari dengan rata-rata berat awal 13,78 g. Pengukuran yang dilakukan meliputi berat badan, temperatur, DO, pH, ammonium dan nitrit. Tahap tiga dilakukan menggunakan analisis SWOT berdasarkan data hasil penelitian termasuk situasi Kota Bandung meliputi kependudukan dan ketahanan pangan; tata ruang dan sumber daya lahan; dan sumber daya air. Berdasarkan hasil penelitian tahap satu diketahui bahwa akuakultur urban ikan konsumsi di Kota Bandung didominasi oleh tujuan komersil menghasilkan produk pangan (93,3%) dengan komoditi utama ikan mujair (53,3%) dan ikan lele (50,0%). Sistem pemeliharaan terdiri dari monokultur-lele (43,3%), monokultur-mujair (20,0%), polikultur (26,7%) dan integrasi (10,0%). Budidaya intensif dilakukan pada tahap pembenihan, semi intensif pada semua tahap budidaya dan ekstensif pada tahap pendederan. Monokultur-lele memiliki produktivitas paling tinggi mencapai 6 kg/m2/siklus dengan pendapatan bersih mencapai Rp. 19.000/m2/siklus. Potensi manfaat akuakultur urban ikan konsumsi meliputi : a) Sumber penghasilan mencapai Rp. 98.500/m2/tahun; b) Ketahanan pangan, kontribusi pada aspek ketersediaan dengan produktivitas mencapai 30 kg/m2/tahun, kontribusi pada aspek distribusi melalui hubungan antar waktu dan individu mengenai kebutuhan pasar, jumlah dan waktu panen, kontribusi pada ii aspek konsumsi khususnya keterjangkauan ikan konsumsi; c) Pengelolaan lingkungan, kontribusi pengurangan limbah organik perkotaan melalui aktivitas pengolahan pakan alternatif dan kontribusi pengendalian banjir melalui fungsi sebagai kolam retensi; d) Pendidikan melalui jasa pelatihan dan penelitian; dan e) Wisata melalui aktivitas pemancingan dan kunjungan murid sekolah. Ketersediaan sumber daya dan kebijakan pemerintah cukup mendukung untuk pengembangan akuakultur urban, permasalahan utamanya meliputi pencemaran air sungai dan mahalnya harga lahan. Pembesaran ikan lele dumbo menggunakan sistem resirkulasi selama 28 hari memiliki rata-rata pertumbuhan harian sebesar (SGR) 2,38 ± 0,87 bb/hari dengan nilai terbaik sebesar 3,28 bb/hari, rata-rata konversi pakan (FCR) sebesar 1,62 ± 0,86 dengan nilai terbaik sebesar 1,02, rata-rata kesintasan (SR) sebesar 90,93 ± 6,57% dengan nilai terbaik sebesar 94%. Rata-rata koefisiensi variasi berat (C.V.) sebesar 38,84 ± 1,53 % dan rata-rata kepadatan akhir sebesar 38,37 ± 21,94 kg/m3 dengan nilai terbaik sebesar 62,7 kg/m3. Analisis keuangan dengan nilai investasi Rp. 1.479.400.583 dan umur ekonomis selama 20 tahun memperlihatkan bahwa usaha pembesaran lele dumbo menggunakan sistem resirkulasi masih layak dilakukan hingga tingkat suku bunga sebesar 19,55% pada harga jual ikan sebesar Rp. 14.000 dan tingkat suku bunga sebesar 29,3% pada harga jual ikan sebesar Rp. 15.000. Strategi pengembangan akukultur urban ikan konsumsi di Kota Bandung dilakukan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan dalam mencapai pembangunan kota berkelanjutan. Kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: proteksi lahan akuakultur urban ikan konsumsi; peningkatan ketersediaan air baku memenuhi kualitas air untuk perikanan menggunakan air sungai/ drainase; peningkatan ketersediaan pakan alternatif memanfaatkan limbah organik perkotaan; peningkatan manfaat pengendalian banjir dan resapan air tanah; pengembangan dan integrasi aktivitas pengolahan, perdagangan, pendidikan, wisata dan pengelolaan lingkungan dengan akuakultur urban ikan konsumsi; peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi ikan konsumsi secara semi intensif dan intensif untuk komersil maupun subsisten.