digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2011_TS_PP_ADITA_SURYADI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Saat ini Kondisi terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi yang mencemaskan. Untuk menghindari bencana kepunahan keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang, beragam upaya konservasi telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia guna menjaga dan memperbaiki kelestarian ekosistem terumbu karang. Salah satu bentuk konservasi yang banyak berkembang di Indonesia saat ini adalah program Daerah Perlindungan Laut atau DPL. Agar program DPL berhasil maka seluruh lapisan masyarakat harus diajak berperan serta dalam perencanaan, pengelolaan dan pengawasan DPL, selain itu DPL pun harus dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari segi ekologi, ekonomi dan sosial. Salah satu program DPL yang dianggap memiliki nilai ekonomi dan sosial cukup baik sebelum diadakannya DPL adalah pada Desa Bondalem, Bali. Hal ini membuat DPL Bondalem menarik untuk diteliti karena dianggap tidak diganggu oleh konflik sosial dan ekonomi masyarakat. Penelitian dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan pemulihan ekosistem terumbu karang dan melihat faktor-faktor apa saja yang menentukan tingkat keberhasilan tersebut. Untuk mendapatkan perbandingan kondisi ekosistem digunakan metode dari yayasan Reef Check Internasional. Metode ini meliputi substrate line transect, fish belt transect dan invertebrate belt transect. Pada substrate line transect, dilakukan pencatatan jenis susbtrat yang terletak di setiap titik berkelipatan 0,5 meter. Fish belt transect dan invertebrate belt transect dilakukan dalam dimensi panjang 20 meter, lebar 5 meter dan 5 meter ke arah permukaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan 4 kali pengulangan, setiap 4 sampel dipisahkan sepanjang 5 meter, guna memastikan sampel tidak saling mempengaruhi satu sama lain Dengan membandingkan data tahun 2009 dan data tahun 2010, tutupan terumbu karang di zona inti pada kedalaman 3 m dan 10 m mengalami peningkatan kategori. Pada kedalaman 3 m, tutupan hidup yang terdiri dari karang keras, karang lunak, alga, spons, dan “other” meningkat dari 49% menjadi 51,25% atau dari kategori sedang menjadi kategori baik. Pada kedalaman 10 m tutupan hidup meningkat dari 41% menjadi 66,25% atau dari kategori sedang menjadi kategori baik. Peningkatan jumlah rata-rata ikan pun mengalami peningkatan, berdasarkan data yang diperoleh, DPL memberikan kesempatan kepada ikan yang memiliki waktu regenerasi cepat (<12 bulan) dan daya tahan yang tinggi terhadap tekanan lingkungan seperti ikan dari famili chaetodontidae, terdapat satu jenis ikan yang memiliki waktu regenerasi sedang (1,4-4,4 tahun) dan daya tahan sedang terhadap tekanan lingkungan yang turut bertambah populasinya berkat program DPL, yaitu ikan dari famili lutjanidae atau kakap. Dari penelitian ini terungkap hal-hal yang dipelajari dari suksesnya program DPL Bondalem, Bali. Keberhasilan DPL Bondalem dapat disebabkan oleh beberapa faktor (1) Dukungan penuh dari masyarakat dan perangkat desa Bondalem, (2) DPL Bondalem memiliki Perdes sebagai dasar hukum yang kuat dan didukung sepenuhnya oleh peraturan adat, (3) Memiliki perencanaan dan perisapan yang baik dalam pendirian DPL (4) Rendahnya tingkat ketergantungan terhadap ekosistem terumbu karang oleh masyarakat lokal di dalam kehidupan sehari-hari dan (5) Tingginya tingkat kepatuhan masyarakat Bali terhadap aturan adat sehingga sangat sedikit terjadi pelanggaran aturan DPL Bondalem.