2010_TS_PP_JAMAH_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB
Terbatas agus slamet
» ITB
Gagasan pembangunan pertanian berkelanjutan bukanlah hal baru namun kebutuhan pengembangan cara mengevaluasi dan mengukur keberlanjutan itu sendiri telah menjadi sebuah studi yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pertanian berkelanjutan pada skala lahan menggunakan indikator. Indikator disusun berdasarkan studi pustaka. Tahap penyusunan awal diperoleh 72 indikator yang disebut indikator potensial. Indikator potensial kemudian dirujuk kembali berdasarkan studi pustaka dan konfirmasi ke petani sehingga menghasilkan indikator final (44 indikator). Indikator final terdiri atas 11 indikator aspek ekonomi, 18 indikator aspek sosial, dan 15 indikator aspek lingkungan. Kombinasi seluruh indikator diolah dengan Analisis Multi Kriteria (AMK) dan pengolahan data dibantu oleh software open source WEB hipre.
iv
Dua tahapan penting AMK dalam penelitian ini adalah pembobotan dan penilaian. Pembobotan adalah penentuan derajat kepentingan indikator terhadap tujuan akhir yakni pembangunan berkelanjutan dan secara keseluruhan nilai total bobot adalah 1. Pembobotan tiap indikator relatif terhadap indikator lainnya menggunakan metode SMARTER (Simple Multi Attribute Rating Technique, Extended to Ranking ) dengan sistem rangking ordinal yang tidak memungkinkan adanya indikator memiliki rangking yang sama. Pembobotan tiap aspek relatif terhadap aspek lainnya menggunakan metode DIRECT dengan memberikan jumlah bobot yang sama untuk setiap aspek. Penilaian adalah pemberian nilai berupa angka 0 hingga 100 untuk setiap indikator berdasarkan kondisi di lapangan. Penilaian menggunakan hasil data lapangan, wawancara, dan kuisioner. Aspek pertanyaan dalam kuisioner meliputi (a) praktek manajemen lahan, (b) performa ekonomi, dan (c) karakteristik sosial. Wawancara menggunakan metode semi-struktur interviews.
Set indikator selanjutnya digunakan untuk mengevaluasi CV.Bukit Organik yang terletak di Kecamatan Pasir Jambu-Ciwidey. Jumlah responden dalam penelitian adalah 27 (dua puluh tujuh) orang yang terdiri dari supervisor, plasma (koordinator petani) dan petani.
Hasil akhir evaluasi berupa nilai komposit yang merupakan hasil penjumlah dari seluruh hasil perkalian bobot dan nilai indikator. Nilai komposit BO berdasarkan ketiga aspek adalah 0.722 dari nilai maksimum 1. Nilai komposit untuk aspek ekonomi adalah 0.258 dari nilai maksimum 0.333. Secara umum sistem pertanian organik layak diusahakan karena harga komoditas sayuran organik cukup tinggi yakni 2 hingga 3 kali harga sayuran konvensional. Pertanian organik membutuhkan dana yang besar diawal dan hal ini bagi sebagian besar petani yang rata-rata adalah petani gurem cukup memberatkan. Pola kerjasama Inti-Plasma yang diterapkan di BO menyebabkan dana bukan kendala.
Nilai komposit sosial adalah 0.212 dari nilai maksimum 0,333. Secara umum modal sosial dan manusia di BO rendah. Pendidikan petani rata-rata adalah SD dengan
v
pendapatan masih dibawah rata-rata nilai PBRD Pasir Jambu yakni Rp 600.000/ bulan. Meskipun modal sosial dan manusia rendah namun akses terhadap layanan umum cukup tinggi karena lokasi yang berada di dekat ibu kota (Bandung-Jawa Barat) dan merupakan daerah tujuan wisata.
Nilai komposit lingkungan adalah 0.252 dari nilai maksimum 0.333. Penggunaan pupuk organik (kompos) menyebabkan kondisi tanah BO kaya akan unsur hara. Hasil uji tanah menunjukkan kandungan organik tanah, N, P, rasio C/N dan PH secara berturut-turut adalah 4.2 (tinggi), 0.4 (sedang), 21.3 (sangat tinggi), 12.3 (sedang), dan 6.7 (cenderung netral). Suhu tanah berkisar antara 18oC – 23oC dan rata-rata kedalaman tanah adalah 30 cm serta sumber air yang berasal dari mata air sehingga kondisi ini sesuai untuk budidaya sayuran. Budidaya tanam seperti tumpang sari, rotasi tanaman, dan penggunaan pestisida alami seperti biji apukat (Persea gratissima), daun suren ( Toona sureni) dan daun kacang babi (Vicia faba) merupakan bagian dari manajemen lahan untuk mencegah dan mengatasi hama dan penyakit.
Penggunaan evaluasi skala lahan berbasis indikator yang sederhana dan mudah bermanfaat bagi petani dan pengelola agar dapat mengevaluasi kondisi lahan sehingga dapat menentukan derajat pencapaian menuju pertanian berkelanjutan.