digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008_TS_PP_SRI_AKTIVIYANI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Pertanian organik saat ini sering disebut sebagai salah satu bentuk pertanian yang ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang aman bagi kesehatan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Pada kenyataannya, penerapan pertanian padi organik membutuhkan kompos dalam jumlah yang sangat besar (5-10 ton / ha), sehingga dibutuhkan suplai materi organik dalam jumlah yang besar pula. Hal tersebut akan memengaruhi biaya produksi dan perubahan budaya kerja petani yang relatif sudah mapan. Keterbatasan suplai materi organik dan ketersediaan hara tanah akan menjadi faktor penentu keberlanjutan pertanian organik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pengelolaan pemupukan dalam pertanian padi organik dengan metode tanam System of Rice Intensification (SRI) di desa Sukakarsa Kabupaten Tasikmalaya secara berkelanjutan. Eksperimen dilakukan dengan desain percobaan faktorial 3 kali ulangan dengan perlakuan variasi komposisi kompos 0 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 dan 15 ton / ha dan variasi frekuensi penyemprotan mikroorganisme lokal (MOL) 0, 4, dan 8 kali selama musim tanam. Untuk mendapatkan data aspek sosial dan ekonomi dilakukan wawancara semi terstruktur dan observasi langsung untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti terhadap hasil panen dengan berbagai variasi perlakuan, sehingga tidak ada korelasi yang positif antara penambahan jumlah kompos dan MOL terhadap hasil panen. Rata-rata hasil panen adalah 4,29 ton/ha. Ketersediaan materi organik yang didapatkan dari sampah rumah tangga dan jerami padi sebesar 1216,82, ton sedangkan kebutuhan total terhadap materi organik untuk pembuatan kompos di Desa Sukakarsa adalah 922,35 ton / musim tanam. Dengan demikian jumlah materi organik yang tersedia dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keseluruhan Desa Sukakarsa. Dari aspek budaya, masyarakat masih enggan untuk menerapkan pertanian organik karena prosesnya yang dianggap lebih rumit dan tidak praktis (50%). Selain itu masyarakat masih belum mengetahui tentang pertanian organik dan keuntungan yang akan didapatkannya (51,06%). Dari aspek ekonomi, keuntungan yang didapatkan dengan pertanian organik lebih besar dengan rasio B/C 1,97 jika dibandingkan dengan pertanian konvensional dengan rasio B/C 1,2. Strategi umum yang ditawarkan adalah (1) Melakasanakan proses edukasi kepada para petani dan masyarakat desa tentang pertanian organik dengan cara optimalisasi kelompok tani organik yang telah terbentuk (2) Membuat lahan percontohan pertanian padi organik (3) Melaksanakan evaluasi dan perbaikan terhadap metode budidaya yang disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat (4) Membuat prosedur standar operasional pertanian organik secara bertahap dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produk beras organik.