digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2009_TA_PP_MARSELINUS_SONA_SARUMAHA_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

ANALISIS HIDROLOGI BENDUNGAN CIPANASSAAT KABUPATEN MAJALENGKA, Marselinus Sona Sarumaha (NIM. 15002146), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2009. Dalam sistem tata air wilayah sungai dan kaitannya dengan siklus hidrologi, keberadaan air (permukaan dan air tanah) secara signifikan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca (curah hujan dan parameter iklim) dan kondisi fisik wilayah sungai (tutupan dan tata guna lahan, topografi, geologi dan luas DAS) setempat, sehingga ketersediaan air berdasarkan ruang dan waktu, kuantitas maupun kualitasnya dalam suatu wilayah sungai memiliki pola distribusi yang tidak merata. Salah satu kawasan yang akan dikembangkan di provinsi Jawa Barat adalah kawasan Bandara Udara Internasional Jawa Barat di Kertajati kabupaten Majalengka. Kebutuhan air baku untuk kawasan tersebut pada perencanaan berasal dari sungai Cipanassaat, anak sungai Cipelang dengan induk sungai adalah sungai Cimanuk, dengan membendungnya menjadi waduk kecil/embung Cipanassaat. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi perencanaan lapangan terbang internasional tersebut, maka terlebih dahulu perlu ditentukan lokasi waduk. Lokasi waduk sangat berdekatan dengan lokasi daerah perencanaan lapangan terbang internasional. Sedangkan untuk kebutuhan irigasi, diharapkan ketersediaan air untuk areal persawahan di sekitar lokasi yang cukup luas dapat ditingkatkan pada saat musim kemarau serta tidak menimbulkan limpasan air pada saat musim penghujan. Dengan adanya waduk Cipanassaat, maka sangat diperlukan tata pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) Cipanassaat, khususnya di hulu lokasi perencanaan waduk Cipanassaat dalam rangka upaya pemeliharaan lingkungan. Berdasarkan kurva ketersediaan air, diperkirakan bahwa waduk Cipanassaat dengan kapasitas sebesar 1.103.966 m3 masih mampu menampung persediaan air pada tahun 2007 dan jangka pendek (tahun 2012). Namun, pada jangka menengah (tahun 2022) dan jangka panjang (tahun 2032), waduk Cipanassaat sudah tidak mampu melayani suplai kebutuhan air.