digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kolorimeter dengan sensor Light Dependent Resistor sudah berhasil dikembangkan. Alat ini tersusun dari komponen elektronika sederhana yang mudah didapatkan di toko-toko elektronik dengan harga yang murah. Alat ini terdiri dari empat bagian, yaitu lampu Light Emiting Diode (LED) sebagai sumber cahaya, wadah tempat kuvet, sensor Light Dependent Resistor ( LDR) sebagai detektor, dan multimeter digital. Pada alat ini, sumber cahaya diarahkan ke tempat larutan, kemudian cahaya yang menembus larutan diterima oleh LDR, seterusnya dibaca oleh multimeter dalam bentuk hantaran listrik. Besar hantaran listrik sebanding dengan jumlah cahaya yang melewati larutan dan dapat dikonversikan dalam nilai absorban. Berdasarkan hasil percobaan terhadap larutan standar K2CrO4, K2Cr2O7, CuSO4, Co(CH3COO)2, dan beberapa larutan zat pewarna makanan menunjukkan hasil absorban yang linear terhadap konsentrasi larutan. Dengan hasil uji coba lampu LED warna biru, merah, dan kuning dari alat ini terhadap larutan standar ternyata dapat membuktikan warna yang diserap oleh larutan merupakan warna komplemennya. Dibandingkan dengan pembacaan alat spektrofotometer (spektronik-20) ternyata hasilnya relatif berbeda, tetapi jika diukur pada rentang panjang gelombang lampu LED hasil serapannya hampir sama. Pada uji reproduksibilitas menghasilkan nilai standar deviasi relatif untuk LED biru 4,22%, LED merah 2,04%, dan LED kuning 2,27%. Analisis kadar amilum dalam tepung tapioka dengan menggunakan alat ini menghasilkan nilai standar deviasi relatif 4,85% terhadap spektronik-20. Sehingga alat kolorimeter sensor LDR ini dapat diaplikasikan sebagai media pembelajaran / instrumen praktikum sederhana di tingkat sekolah menengah (SMA/MA)