2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-BAB_6.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_ANDRY_HIDAYAT_1-PUSTAKA_.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Pembentukan Selat Makassar dan Pulau Sulawesi melibatkan interaksi beberapa
mikrokontinen hasil pecahan dari lempeng tektonik. Selat Makassar secara geologi
dibagi menjadi dua cekungan sedimen, yaitu Cekungan Makassar Utara dan Cekungan
Makassar Selatan. Kedua cekungan ini dipisahkan oleh sesar geser Adang yang berada
di sebelah utara dari tinggian Paternoster yang berarah baratlaut-tenggara. Sabuk lipatan
sesar anjakan laut dalam merupakan bagian dari Sabuk Lipatan Sulawesi Barat (WSFB)
yang hanya terbentuk pada sebelah utara dari sesar Adang dan termasuk kedalam
Cekungan Makassar Utara. Pada Cekungan Makassar Selatan tidak dijumpai sabuk
lipatan sesar anjakan laut dalam. Jalur lipatan ini mempunyai kenampakan hingga dasar
laut dengan kedalam hingga 2500 meter. Hal ini menandakan bahwa proses deformasi
masih berlangsung hingga saat ini. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik
dan mekanisme pembentukan sabuk lipatan sesar anjakan laut dalam pada Cekungan
Makassar Utara bagian Selatan, perbatasan antara Cekungan Makassar Utara dan
Cekungan Makassar Selatan.
Untuk menjawab tujuan penelitian, digunakan data utama berupa data seismik 2D yang
telah diproses ulang. Selain itu digunakan data pendukung berupa kerangka struktur
tektonik regional yang didapatkan dari beberapa penelitian dan publikasi terdahulu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: analisis penampang struktur
waktu, pembuatan peta struktur waktu, korelasi struktur sesar anjakan, dan pembuatan
model rekonstruksi tektonik berdasarkan fase tektonik yang terjadi dari waktu ke waktu.
Intepretasi penampang waktu menunjukkan bahwa jalur lipatan laut dalam Cekungan
Makassar Utara bagian Selatan dapat dibagi menjadi dua daerah deformasi, yaitu
Deformasi Daerah Utara dan Deformasi Daerah Selatan. Kedua daerah tersebut
dipisahkan oleh sesar geser. Deformasi Daerah Utara dicirikan oleh lipatan yang
berasosiasi dengan sesar anjak dan banyaknya lipatan yang terbentuk ke arah barat.
(Pulau Kalimantan). Sesar anjak terbentuk diatas bidang gelincir atau bidang sesar
(ramp) dengan tipe lipatan Fold Propagation Fault dari timur ke barat. Pada daerah
utara ini terdapat dua bidang bidang gelincir, yaitu Bidang Gelincir Mayor dan Bidang
Gelincir Minor.
Deformasi Daerah Selatan dicirikan dengan tidak banyaknya lipatan yang terbentuk
dibandingkan dengan Deformasi Daerah Utara. Hal ini dikarenakan semakin
menyempitnya Selat Makassar oleh tinggian Paternoster dan Pulau Sulawesi. Pola
lipatan sesar anjakan sistem back-thrust berkembang ke arah barat dan fault
propagation fold berkembang ke arah timur. Selain itu lipatan sesar anjakan tipe fault
bend fold juga terdapat pada daerah ini.
Berdasarkan karekteristik lipatan yang terbentuk pada daerah penelitian dan
kenampakan lipatan hingga dasar laut, mekanisme pembentukan jalur lipatan
melibatkan tektonik aktif yang bekerja hingga saat ini. Mikrokontinen Sulawesi Barat
atau Mikrokontinen Makassar adalah tektonik aktif untuk pembentukan sabuk lipatan
sesar anjakan laut dalam di Cekungan Makassar Utara.
Kehadiran sesar geser Adang merupakan pembatas pembentukan jalur lipatan laut
dalam hanya terjadi di Cekungan Makassar Utara saja. Perubahan status sesar geser
dengan jenis transform dengan arah pergerakan sesar geser menganan menjadi sesar
geser dengan arah pergerakan mengiri terjadi pada waktu Pliosen.