digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Secara geografis, Provinsi Bengkulu berada pada kawasan rawan bencana gempa bumi, sehingga diperlukan kebijakan yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana gempa tersebut, sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Salah satu program yang dilaksanakan di Provinsi Bengkulu sebagai antisipasi masyarakat dalam menghadapi bahaya gempa bumi adalah program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK). Program ini merupakan hibah dari SCDRR – UNDP yang bekerjasama dengan Bappenas dan Pemprov Bengkulu dilaksanakan selama 1 tahun dari 2010 s/d 2011. Satu hal yang ditakutkan ketika program tersebut selesai (program baru saja selesai dilaksanakan pada akhir Oktober 2011) adalah keberlanjutan dari implementasi program itu sendiri. Sebab kenyataan yang terjadi, banyak program-program mitigasi bencana yang dilaksanakan tersebut hanya berorientasi pada output tetapi tidak pada outcome (manfaat) terhadap masyarakat. Keberlanjutan dari implementasi program ini sangat diragukan karena kebutuhan akan kegiatan mitigasi bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman masyarakat bukan ditentukan dari kebutuhan masyarakatnya tetapi ditetapkan oleh pemerintah sehingga terjadi ketidaksesuaian antara kebutuhan masyarakat dengan kebijakan pemerintah. Penelitan ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami bagaimana kontribusi program PRBBK tersebut terhadap peningkatan pemahaman masyarakat yang implikasinya terlihat dengan meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat. Keterkaitan tersebut dilihat pula dengan mempertimbangkan adanya hubungan dengan dinamika koneksi modal sosial, pengetahuan dan tingkat pendapatan yang ada dalam masyarakat . Sedangkan pemahamannya diperoleh melalui suatu model simulasi yang dibangun dengan menggunakan pendekatan System Dynamics. Kemudian beberapa skenario intervensi diterapkan untuk mendapatkan pilihan-pilihan kebijakan yang sesuai dan memberikan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hasil simulasi menunjukkan, pada kondisi saat ini, perilaku yang dihasilkan oleh variabel-variabel yang terkait dengan kontribusi PRBBK terhadap peningkatan pemahaman masyarakat sesuai dengan hipotesis awal. Namun demikian, jika dilakukan serangkaian intervensi , secara umum masyarakat siap siaga dengan tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dapat terwujud.