digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Secara umum, isu masalah utama yang terjadi pada kawasan pusat kota Bandung adalah rendahnya keterhubungan sirkulasi/ aksesibilitas menuju pusat kota, rendahnya kualitas fisik ruang dan minimnya daya tarik fungsi di kawasan pusat kota. Kondisi tersebut terus berlanjut selama beberapa dekade terakhir, sehingga perlu dilakukan revitalisasi. Berdasarkan hal tersebut, fokus tesis ini adalah merumuskan revitalisasi kawasan pusat kota pada lingkup mikro ruang kota, sebagai usaha meningkatkan kualitas pusat kota secara umum. Dalam tesis ini, usaha revitalisasi pusat kota tersebut mencakup revitalisasi lahan Palaguna dan kawasan di sekitarnya. Selanjutnya, revitalisasi Palaguna dan kawasan sekitarnya diusulkan pada aspek konektivitas dan livabilitas kawasan. Aspek konektivitas meliputi kualitas keterhubungan sirkulasi (terutama pejalan kaki). Keterhubungan sirkulasi ditinjau dari kualitas jalur pedestrian, hubungan sirkulasi antar bangunan, hubungan sirkulasi antar kawasan dan persebaran titik transit transportasi publik. Sedangkan aspek livabilitas meliputi kualitas ruang urban di kawasan pusat kota. Kualitas ruang urban ditinjau dari keberhasilan ruang publik, bentukan fisik dan suasana ruang, ketersediaan ragam fungsi/ fasilitas, dan ragam aktivitas yang terbentuk di kawasan pusat kota. Saat ini, penurunan kualitas pusat kota Bandung disebabkan oleh tiga isu utama, yaitu: - rendahnya konektivitas ruang urban, - minimnya kelengkapan ruang dan fasilitas di pusat kota, - dan rendahnya karakter fisik ruang urban. Berdasarkan kondisi tersebut, konsep revitalisasi kawasan pusat kota difokuskan untuk mengatasi 3 (tiga) isu masalah tersebut. Berikut adalah strategi revitalisasi yang diusulkan, meliputi perbaikan pada: 1) Sistem sirkulasi kawasan Sistem sirkulasi, berpengaruh pada intensitas persilangan pengunjung antar kawasan di sekitar pusat kota. Perbaikan sistem sirkulasi difokuskan pada aspek: sistem penghubung dan penerima antar bangunan. Keterhubungan sirkulasi kawasan dapat meningkatkan aksesibilitas percampuran pengunjung di sekitar pusat kota. 2) Bentuk dan suasana ruang Bentuk dan suasana ruang, berpengaruh pada daya tarik visual dan karakter ruang urban. Perbaikan bentuk dan suasana ruang difokuskan pada aspek: kualitas bentukan ruang mikro dan bentukan urban fasad kawasan. Kualitas ruang yang optimal dapat meningkatkan daya tarik untuk beraktivitas di kawasan pusat kota. 3) Ragam Fungsi Kawasan Ragam Fungsi Kawasan, berpengaruh pada daya tarik fungsional pusat kota sebagai sentra pemenuhan kebutuhan penduduknya. Peningkatan ragam fungsi kawasan difokuskan pada aspek: kelengkapan fungsi dan ketersediaan ruang/ fasilitas publik. Keragaman fungsi/ fasilitas dapat meningkatkan jumlah dan ragam pengunjung di kawasan pusat kota.