digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-COVER.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-BAB_I.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-BAB_II.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-BAB_III.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-BAB_IV.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-BAB_V.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_KUN_FADILLA_RACHMANTO_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sifat mekanik bambu searah dan tegak lurus serat menggunakan Weibull dua parameter. Bambu dipilih dari berbagai jenis komposit alam, karena sifatnya yang mudah ditemukan, kuat, dan harganya cukup terjangkau. Terlepas dari segala kelebihan yang ada, penggunaan bambu sebagai inti dari sebuah sandwich panel belum banyak digunakan, karena kurangnya pengetahuan tentang sifat mekanis dari bambu. Beberapa tahapan telah dilalui sebagai metode penelitian. Pertama, topik dipilih dan kemudian dilakukan studi literatur dengan membaca jurnal dan buku yang berkaitan dengan topik tersebut. Tahap selanjutnya adalah pembuatan spesimen uji dan memberikan treatment pada masing-masing spesimen. Uji tarik dilakukan pada masing-masing spesimen dan diambil datanya. Data-data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk ditarik kesimpulan dan sarannya. Penelitian ini menemukan bahwa ketika diuji tarik searah seratnya, bambu bagian luar mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari bagian dalam. Nilai yang didapatkan hingga 177,15 MPa dengan reliabilitas 90%. Untuk pengujian tarik tegak lurus arah serat, bambu bagian dalam mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari bagian luar. Nilai yang didapatkan hingga 5,65 MPa dengan reliabilitas 90%. Treatment yang diberikan cenderung membuat kekuatan struktur bambu menurun, namun tidak dengan bagian dalam ketika ditarik searah serat. Penelitian ini terbatas pada bambu jenis Gigantochloa pseudoarundinacea sebagai salah satu bambu yang mudah ditemukan di Bandung.