digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Integrasi konsep Ekonomi Kreatif dalam bentuk perencanaan ruang salah satunya diwujudkan melalui konsep kota kreatif yang diharapkan untuk mampu berkembang sebagai creative dan innovative milieu, yaitu sebuah lingkungan dengan iklim kondusif bagi para kelas kreatif untuk dapat berkumpul dan saling bertukar pikiran untuk menciptakan berbagai macam terobosan ide dan gagasan inovatif untuk mendukung pembangunan daerah. Oleh karena itu, pengembangan kota kreatif di samping memerlukan pembangunan dari segi infrastruktur fisik juga memerlukan pemberdayaan kapasitas jejaring sosial sebagai salah satu unsur pembangunan modal infrastruktur sosial yang berkualitas, terbuka, dan inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kapasitas jejaring sosial sebagai salah satu modal dukungan perwujudan kota kreatif dengan mengambil cakupan Kota Pekalongan, kota kreatif pertama di Indonesia, sebagai ruang lingkup wilayah yang akan diteliti. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa struktur jejaring sosial yang terbentuk di antara elemen aktor Kota Pekalongan masih bersifat tersentral pada elemen aktor pemerintah daerah Kota Pekalongan. Dominasi sentralitas elemen aktor pemerintah pada struktur jejaring tersebut dipengaruhi oleh rendahnya kapasitas yang dimiliki oleh elemen aktor lainnya, terutama pelaku usaha industri bati dan komunitask untuk menjalankan peranannya tidak hanya sebagai pencipta nilai dan inovasi dalam rantai nilai industri batik namun juga terhadap pengembangan jejaring organisasi komunitas untuk meningkatkan daya kompetitif kewirausahaan. Modal jejaring jenis bonding yang secara umum ditemukan di dalam organisasi komunitas pelaku usaha industri batik yang diteliti cenderung menghambat proses pengembangan kualitas jalinan hubungan dan interaksi, baik di antara pelaku usaha satu dengan lainnya secara internal maupun dengan berbagai elemen aktor secara eksternal. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa kapasitas jejaring Kota Pekalongan belum mampu bertindak sebagai modal dukungan perwujudan kota kreatif.