digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Artanininai Br Tarigan
PUBLIC Irwan Sofiyan

Agribisnis buah naga (Hylocereus spp.) memerlukan manajemen yang baik agar keberlanjutannya terjamin. Beberapa perkebunan buah naga di pulau Jawa berhenti beroperasi diantaranya karena permasalahan manajemen agribisnis yang tidak dapat ditangani dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen agribisnis buah naga yang berkelanjutan. Analisis budidaya meliputi aspek pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga pascapanen. Analisis kelayakan usaha dan analisis keberlanjutan meliputi aspek ekologi, sosial dan kelembagaan, serta finansial. Penelitian dilakukan di Sabila Farm (SF) Yogyakarta dan Kebun Buah Naga Geulis (KBNG) Subang. Nilai Net Present Value (NPV) SF sebesar Rp 650.575.643, sedangkan nilai NPV KBNG sebesar Rp18.446.788.359. Break Even Point (BEP) SF adalah Rp 89.385.261 (2.979,51 kg), sedangkan nilai BEP KBNG adalah Rp Rp638.636.883 (21.287,90 kg). Internal Rate of Return (IRR) pada SF dan KBNG masing-masing 40,7% dan 50,6% (dengan discount rate 10%). Pengaruh inflasi dalam analisis skala ekonomi bernilai positif, dan analisis sensitivitas menunjukkan kapasitas produksi sebagai faktor produksi dengan kepekaan tertinggi terhadap total biaya produksi. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa bisnis buah naga sudah layak dan menguntungkan. Keberlanjutan manajemen budidaya buah naga di SF memiliki indeks 58,95% dan KBNG senilai 62,25% sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua perkebunan telah dikelola secara berkelanjutan. Pelaksanaan budidaya buah naga pada kedua perkebunan telah sesuai dengan good agriculture practices (GAP) dalam budidaya buah naga. Rekomendasi strategi manajemen agribisnis buah naga yang berkelanjutan agar dapat menjadi sentra produksi buah naga meliputi pemasangan lampu secara efisien, penyulaman tanaman yang tidak produktif, pengembangan target pasar, pengembangan produk olahan, pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) pemeliharaan, pengembangan SDM, serta kerjasama dengan perguruan tinggi untuk riset dan inovasi, dan dengan asosiasi atau badan usaha yang relevan untuk menunjang perkembangan jaringan distribusi produk.