digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Reza Agika Putra
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Reza Agika Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Reza Agika Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Reza Agika Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Reza Agika Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Reza Agika Putra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Reza Agika Putra
PUBLIC Alice Diniarti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi pasang surut dan debit sungai terhadap residence time (RT) di Laguna Segara Anakan dengan menjalankan simulasi hidrodinamika dan trajektori partikel menggunakan Model Delft3D-Flow. Hasil verifikasi elevasi muka air dan debit hasil model terhadap data observasi menunjukkan hasil yang cukup baik. Dibuat dua skenario simulasi dengan membedakan kondisi pasang surut pada awal simulasi trajektori (Skenario A: diawali perbani; Skenario B: diawali purnama) dan variasi input debit sungai pada masing-masing skenario (????0 = 0 m3/s; ????1 = 220,47 m3/s; ????2 = 164,53 m3/s; ????3 = 82,79 m3/s; dan ????4 = 122,44 m3/s). Secara umum pada Skenario A dan B, nilai RT semakin meningkat dari mulut laguna (Plawangan Barat dan Plawangan Timur) ke tengah Laguna Segara Anakan. Hasil simulasi pada kedua skenario menunjukkan bahwa partikel di Zona 1 dan 2 lebih banyak keluar dari laguna melalui Plawangan Barat, sedangkan di Zona 3, 4, dan 5 lebih banyak melalui Plawangan Timur. Pada Skenario A dan B di semua zona terdapat partikel yang tertinggal (tidak keluar). Pengaruh debit sungai terhadap RT dapat diketahui dengan membandingkan nilai RT akibat variasi input debit sungai yang dilakukan pada Skenario A dan B. Pada kedua skenario, RT bernilai rendah (Zona 1: 0,21 – 0,28 hari; Zona 4: 11,46 – 14,16 hari; dan Zona 5: 5,15 – 7,57 hari) terjadi ketika input debit sungai tinggi (????1 = 220,47 m3/s), sedangkan RT bernilai tinggi (Zona 1: 2,87 – 4,52 hari; Zona 4: 26,36 – 30,04 hari; dan Zona 5: 14,17 – 20,45 hari) terjadi ketika input debit sungai rendah (????0 = 0 m3/s). Berbeda dengan zona lainnya, pada Zona 2, nilai RT terendahnya mencapai 6,48 – 10,41 hari ketika debit sungai terendah, sedangkan nilai RT tertingginya (9,35 – 14,59 hari) terjadi pada simulasi dengan debit sungai ????2 (164,53 m3/s). Sementara itu, pada Zona 3, nilai RT terendahnya mencapai 16,66 – 17,22 hari ketika debit sungai tertinggi, sedangkan nilai RT tertingginya (27,82 – 28,70 hari) terjadi pada simulasi dengan debit sungai ????3 (82,79 m3/s). Selanjutnya, pengaruh kondisi pasang surut saat awal simulasi trajektori dapat diketahui dengan membandingkan nilai RT pada Skenario A (diawali perbani) dan Skenario B (diawali purnama). Nilai RT pada Skenario A lebih lama dari RT Skenario B dengan selisih waktu pada Zona 1 adalah 0,39 hari, Zona 2 (4,59 hari), Zona 4 (3,20 hari), dan Zona 5 (3,91 hari). Sementara itu, pada Zona 3, nilai RT pada kedua skenario tersebut tidak jauh berbeda, yaitu dengan selisih waktu yang cukup rendah sebesar 0,84 hari (3,60% dari Skenario A).