digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan mengenai kesehatan di Indonesia bukanlah hal yang baru lagi, melainkan sudah menjadi masalah sejak awal negara ini berdiri. Tingginya angka kunjungan pasien ke pusat kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, praktek dokter pribadi, dan yang lainnya ā€“ merupakan salah satu faktor bahwa penduduk Indonesia memerlukan banyak fasilitas kesehatan yang lebih banyak dan lebih terjangkau dengan harapan supaya dapat segera mendapatkan pelayanan kesehatan dan kesembuhan. Sejak diadakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), penduduk Indonesia banyak yang melakukan pengobatan dengan program asuransi kesehatan nasional BPJS melalui klinik, puskesmas dan apabila harus dirujuk dapat ke rumah sakit dengan biaya cukup murah setiap bulannya. Salah satu yang turut serta bekerja sama dengan program BPJS adalah klinik. Salah satu yang menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah Klinik Pratama ā€˜Zā€™ di kota Bandung. Klinik ini melayani lebih dari 3000 pasien BPJS. Dengan angka pasien yang cukup banyak ini, tentunya klinik harus memiliki tenaga kerja yang kompeten agar dapat memberikan pelayanan yang optimal dan sesuai standar yang telah ditetapkan pada PERMENKES (Peraturan Menteri Kesehatan) Nomor 9 Tahun 2014 Republik Indonesia. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe studi kasus. Hal ini dikarenakan karena karyawan yang tergolong sangat sedikit dan supaya dapat memperoleh data lebih akurat dan mendalam. Metode pengambilan data menggunakan 3 metode, yaitu: wawancara, observasi, dan data yang dimiliki oleh klinik. Untuk membantu menemukan penyebab utama diantara semua masalah yang muncul, maka dibuatlah diagram fishbone. Permasalahan yang dihadapi oleh Klinik Pratama ā€˜Zā€™ adalah kurangnya tenaga kerja yang sesuai dengan PERMENKES sehingga mengakibatkan ada beberapa orang yang memiliki pekerjaan ganda. Permasalahan lainnya dikarenakan tidak ada deskripsi pekerjaan dan sistem perhitungan penggajian yang dapat dikatakan tidak adil. Untuk itu diperlukanlah manajemen sumber daya manusia pada Klinik Pratama ā€˜Zā€™. Salah satu proses terpenting dalam manajemen sumber daya manusia adalah manajemen kinerja. Manajemen kinerja yang strategis dan terintegrasi adalah cara untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk organisasi dengan meningkatkan kinerja orang-orang yang bekerja di dalamnya, memperhatikan kemampuan individu atau tim dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Setelah diidentifikasi, diperoleh beberapa tahapan yang harus dikerjakan, yaitu membuat analisa pekerjaan, melakukan penerimaan tenaga kerja yang baru dan juga penempatan karyawan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, melakukan pelatihan dan pengembangan, membuat Key Performance Indicator (KPI) serta melakukan mengusulkan sistem penggajian baru. Dalam penentuan KPI, peneliti menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP). Metode AHP sendiri menentukan hal-hal yang harus menjadi skala prioritas pada masing-masing jabatan yang ada di klinik. Pada bagian akhir pun, telah disusun sebuah tabel yang berisi rencana implementasi pengembangan sumber daya manusia untuk karyawan di Klinik Pratama ā€˜Zā€™. Secara keseluruhan, rencana implementasi terdiri dari 7 fase dan perkiraan waktu yang diperlukan sekitar 1 tahun, dengan tanggung jawab untuk proses pelaksanaan jadwal berikut berada di PIC dari klinik atau mungkin konsultan sumber daya manusia.