2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-COVER.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Ratnasari 2019_TS_PP_IMAN_NURZAMAN_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ratnasari
Kebutuhan gizi yang terkandung dalam susu dan probiotik yang tersedia pada susu hasil
fermentasi, contohnya Yakult, meningkat. Tantangan pemanfaatan produk susu di antaranya
adalah mudahnya produk susu mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas susu banyak
dipengaruhi oleh keberadaan mikroba dan aktivitas metabolismenya. Keberadaan mikroba dan
aktivitasnya ini perlu dipantau untuk dapat mensiasati penurunan kualitas susu tersebut.
Penggunaan sensor perubahan keadaan produk susu berbasis listrik telah dikembangkan, di
antaranya menggunakan kapasitor. Besar kapasitansi yang terukur berhubungan dengan ukuran
permitivitas atau dielektrik produk susu yang dijadikan sampel. Aktivitas Lactobacillus casei
Shirota strain sebagai bakteri asam laktat, mengubah gula menjadi asam laktat. Semakin tinggi
metabolismenya, maka semakin banyak gula yang diubah menjadi asam laktat dan
dielektriknya akan semakin besar. Namun jumlah gula dan nutrien yang dibutuhkan bakteri
untuk berkembang-biak lama-kelamaan akan habis, sehingga pertumbuhannya terhenti,
kemudian mati. Perubahan komposisi produk susu ini mengubah sifat dielektriknya, dan
mengubah kapasitansi yang terukurnya. Kapasitansi diukur menggunakan interdigital kapasitor
dan keping sejajar sebagai pembanding. Kapasitansi yang terukur pada Yakult lebih besar
daripada pada susu murni, namun perubahan kapasitansi pada susu murni lebih teramati.