digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_TS_PP_RIZKI_WORO_INDRASTUTI_1-ABSTRAK.pdf
Terbatas Lili Sawaludin Mulyadi
» ITB

Moda transportasi yang efektif dan ramah lingkungan dibutuhkan untuk menjawab salah satu tantangan akibat kenaikan jumlah penduduk di Indonesia. Kereta api merupakan moda transportasi yang sedang dikonsep ulangkan dalam pengembangan transportasi masal oleh pemerintah Indonesia. Operasional perkeretaapian memiliki masukan berupa penggunaan listrik, air, freon dan BBM. Sementara keluaran yang dihasilkan yaitu air limbah, emisi udara dan sampah. Seluruh masukan dan keluaran tersebut dapat dinilai melalui metode Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan ISO 14040. Makalah ini akan membahas LCA perkeretaapian dengan menggunakan unit fungsional per penumpang per kilometer untuk kereta lokal dan luar kota dengan jenis kelas eksekutif, ekonomi dan bisnis, dengan menggunakan metode gate to gate pada wilayah penelitian yaitu daerah operasi 2 Bandung, wilayah Bandung Raya, 12 Stasiun pemberhentian. Faktor karakterisasi yang digunakan yaitu ILDC, Recipe dan CML. Kategori dampak yang dilakukan pada penilaian potensi dampak hingga pembobotan adalah potensi pemanasan global (Global Warming Potential), Potensi Asidifikasi (Acidification Potential), penggunaan air (Water Use), penggunaan lahan (Land Use) dan potensi Eutrofikasi (Eeutrophication Potential). Hasil pembobotan menunjukan bahwa nilai GWP sebesar 90%, EP tanah 6% and AP 4%. Dari hasil GWP diketahui bahwa penyumbang gas terbesar yaitu 68% merupakan CO2 akibat pemakaian listrik di Stasiun. Dari hasil pembobotan juga diketahui bahwa kereta api ekonomi mengemisikan total dampak lingkungan yang tertinggi. Analisis ekonomi menunjukan bahwa biaya lingkungan masih dibawah dari harga tiket yang tersedia. Penggunaan panel surya dalam upaya pengurangan dampak GWP lebih disarankan.