digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_TS_PP_VENNY_ULYA_BUNGA_ABSTRAK_1.pdf
Terbatas Lili Sawaludin Mulyadi
» ITB

Peningkatan aktivitas rumah sakit diiringi dengan peningkatan timbulan limbah yang dihasilkan. Salah satu jenis dari limbah rumah sakit yang tergolong hazardous waste adalah limbah infeksius dimana limbah ini mengandung organisme patogen dan menyebarkan penyakit berbahaya bagi lingkungan. Agar mampu meminimalisir dampak berbahaya limbah infeksius maka harus dilakukan kegiatan pengelolaan limbah medis yang tepat. Hulu kegiatan pengelolaan limbah medis ialah dengan melakukan pengukuran timbulan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulan limbah infeksius di empat rumah sakit kota Bandung dan Cimahi. Metode yang digunakan berupa metode survei. Adapun kegiatan sampling data meliputi pengukuran timbulan limbah infeksius, pembagian kuesioner staff medis serta pihak manajemen rumah sakit serta beberapa data sekunder rumah sakit. Data-data tersebut kemudian dianalisis dengan ANOVA dan Stepwise Regression menggunakan SPSS Statistic Software serta analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan masing-masing rumah sakit memiliki perbedaan faktor yang berpengaruh terhadap timbulan limbah infeksius. RS A memiliki signifikansi (sig<0,05) atas faktor jenis ruang perawatan, BOR (bed occupancy rate), jumlah pasien dan staff medis di beberapa unit perawatan terhadap timbulan limbah infeksius. Faktor yang memengaruhi timbulan limbah infeksius di RS B, C dan D secara signifikan diantaranya jumlah pasien serta jumlah staff medis untuk beberapa unit perawatan di ketiga rumah sakit tersebut. Berdasarkan hasil signifikansi faktor terhadap timbulan limbah infeksius, didapatkan pula hasil analisis deskriptif yang masih berkaitan dengan faktor-faktor signifikan tersebut dan turut memengaruhi pengelolaan limbah infeksius. Hasil menunjukkan bahwa sikap, peran serta frekuensi training pengelolaan limbah dari para staff medis memengaruhi pengelolaan limbah infeksius di masing-masing rumah sakit. Di satu sisi dari pihak manajemen rumah sakit, manajemen telah memiliki peran serta yang tinggi dalam rangka pengelolaan limbah infeksius di masing-masing rumah sakit. Namun pihak manajemen rumah sakit dinilai perlu memaksimalkan implementasi regulasi pengelolaan limbah infeksius sebagai bentuk dukungan dan ketaatan terhadap regulasi yang ditetapkan.