2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-COVER.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_1.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_2.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_3.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_4.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_4A.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_4B.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-BAB_5.pdf
PUBLIC yana mulyana 2017_DIS_PP_SRI_WAHYUNINGSIH_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC yana mulyana
Prevalensi penyakit hiperurikemia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya
peningkatan. Hiperurikemia adalah keadaan kadar asam urat yang tinggi di dalam
darah (pria >7mg/dl, wanita>6 mg/dl). Keadaan hiperurikemia dapat berkembang
menjadi penyakit pirai dan penyakit lain seperti gangguan ginjal dan hipertensi
Alopurinol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati penyakit
hiperurikemia namun banyak efek samping yang ditimbulkannya antara lain :
ruam, gangguan saluran cerna, sakit kepala, vertigo, hipertensi, alopesia,
hepatotoksis dan neuropati. Dilihat dari banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh
peningkatan kadar asam urat dalam darah, serta efek samping yang ditimbulkan
oleh pemakaian alopurinol sebagai obat antihiperurikemia, maka perlu dicari
bahan tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menurunkan asam urat adalah
kelopak bunga rosela yang penggunaannya secara tradisional dengan cara
meminum air seduhannya. Tanaman rosela terutama kelopak bunga rosela telah
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengobatan hipertensi, diabetes,
menurunkan kolesterol, sebagai diuretik, melindungi dari infeksi, melancarkan
peredaran darah, mencegah penyakit jantung, dan dapat menurunkan kadar asam
urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antihiperurikemia
ekstrak kelopak bunga rosela, mekanisme kerjanya baik ekstrak, fraksi maupun
isolatnya serta mencari senyawa aktif yang mempunyai efek antihiperurikemia.
Uji antihiperurikemia in vivo dilakukan dengan menggunakan prazat asam urat
yaitu purin yang terkandung dalam buah melinjo pada pakan tikus. Hasil
penelitian uji antihiperurikemia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kelopak
bunga rosela dosis 40 mg/kg bb dan 80 mg/kg bb mempunyai aktivitas
antihiperurikemia yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol,
demikian pula dengan fraksi ekstrak etanol mempunyai aktivitas
antihiperurikemia. Dosis terbaik untuk fraksi air adalah 37,5 mg /kg bb,
sedangkan dosis terbaik dari fraksi etil asetat adalah : 25 mg/kg bb
ii
Uji mekanisme kerja yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada mekanisme
kerja obat penurun asam urat yaitu sebagai urikostatik dan urikosurik. Uji
urikostatik dilakukan secara in vitro dengan pembanding alopurinol yang bekerja
menghambat enzim xantin oksidase.
Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol mempunyai
hambatan terhadap ezim xantin oksidase pada konsentrasi 100 µg/ml, demikian
juga pada fraksi air dan fraksi etil asetat berturut turut (25,13 ; 25,81 dan 32,25
%) namun aktivitas inhibisi ini tidak sebaik alopurinol yang dapat menghambat
xantin oxidase pada 10 µg/ml sebesar 49,53 % dengan IC50 10,25 ppm.
Pengujian efek urikosurik dilakukan dengan memberikan asam urat oral, hasilnya
menunjukkan bahwa ekstrak etanol mempunyai efek urikosurik pada dosis 40
mg/kg bb, fraksi air pada dosis 75 mg/kg bb sedangkan fraksi etil asetat pada
dosis 6,25 mg/kg bb, berdasarkan jumlah asam urat dalam urin yang lebih tinggi
dan secara statistik berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol
(p<0,05).
Hasil uji toksisitas akut maupun subkronik menunjukkan bahwa ekstrak etanol
kelopak bunga rosela aman digunakan karena tidak menimbulkan kematian dan
gejala toksik pada hewan uji. Hasil isolasi fraksi etil asetat kelopak bunga rosela
dengan menggunakan Sephadex LH-20; menghasilkan dua isolat yang berperan
dalam aktivitas antihiperurikemia, karena pada uji in vitro menunjukkan aktivitas
hambatan enzim xantin oksidase. Kemampuan hambatan isolat pada enzim xantin
oksidase cukup baik dibandingkan dengan fraksinya yaitu pada isolat A
konsentrasi 50 ppm dapat menghambat enzim xantin oksidase sebesar 36,01 %
dan sedangkan isolat B pada konsentrasi 100 ppm dapat menghambat sebesar
34,67 %. IC50 isolat A 118,3 ppm sedangkan isolat B sebesar 142,45 ppm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan fraksi kelopak bunga rosela
mempunyai 2 mekanisme kerja namun efek urikosuriknya lebih kuat
dibandingkan efek urikostatiknya
Hasil elusidasi struktur dari kedua isolat tersebut berdasarkan analisis
spektrofotometri UV, RMI, FTIR menunjukkan bahwa isolat pertama diduga
sebagai senyawa 5-(1-hydroksietil) -4 metil dekahidro-2H.5H.[1.6] dioksa
siklotridecino [9,10h] kromene-8.10,13,15, (3H, 6H) tetraone, sedangkan isolat
kedua kemungkinan adalah 3etil 4 hidroksi 5 metilbenzaldehid