Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan permasalahan serius dengan prevalens
dan kejadian gagal ginjal yang terus meningkat, prognosis yang buruk serta biaya
yang tinggi. Pasien dengan kasus hipertensi memiliki progress terhadap
manifestasi sindrom nephropati yang ditandai dengan adanya proteinuria.
Deteksi terhadap peningkatan ekskresi protein diketahui sebagai konfirmasi
adanya penyakit pada ginjal. CD2-associated protein (CD2AP) merupakan
molekul protein yang terekspresi di ginjal pada bagian sel podosit. Kemunculan
molekul protein ini pada urin ternyata konsisten dengan perubahan indeks fungsi
ginjal pada sampel darah dan urin pasien gagal ginjal akut. Sedangkan pada
histopatologis klinis, kerusakan ginjal dengan indikasi proteinuria ditandai
dengan Focal Segmental Glomerulosklerosis (FSGS). Tujuan penelitian ini ialah
mendeteksi protein CD2AP sebagai indikator dini kerusakan ginjal dan
mengetahui konsentrasi protein CD2AP terhadap tahap kerusakan ginjal melalui
tiga parameter utama yaitu kuantifikasi protein CD2AP urin dan serum kreatinin
yang dikonfirmasi dengan histopatologis glomerulus. Penelitian melibatkan
hewan model mencit (Mus musculus) jantan dari galur Swiss webster sebanyak
24 ekor yang terbagi menjadi 6 kelompok penelitian, yaitu tiga Kelompok
Kontrol (KK) dan tiga Kelompok Perlakuan (KP) Hipertensi dengan induksi
NaCl 4% setiap hari selama 2, 4 dan 6 minggu. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan konsentrasi protein CD2AP menggunakan teknik Sandwich
ELISA pada sampel urin dan kadar kreatinin pada serum menggunakan metode
Jaffe diikuti analisis kualitatif berupa tampilan FSGS histopatologis ginjal dari
tiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata
antara tiap kelompok perlakuan hipertensi dan kelompok kontrol (P?0,05),
sedangkan tiap kelompok perlakuan hipertensi menunjukkan perbedaan namun
tidak signifikan (P?0,05). Pada uji serum kreatinin tidak menunjukkan perbedaan
nyata (P?0,05) antara kelompok kontrol bila dibandingkan dengan nilai
konsentrasi kreatinin kelompok perlakuan. Histopatologis ginjal menampilkan
progress pembentukan FSGS pada minggu ke-4 hingga indikasi global sklerosis
pada kelompok perlakuan minggu ke-6. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa keberadaan protein CD2AP pada urin dapat dijadikan
sebagai indikator dini kerusakan ginjal namun tidak dapat menunjukkan
perbedaan signifikan pada tahap kerusakan ginjal.