2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2013_TS_PP_ANGGRENA_DIOVA_RITONGA_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Talas dan iles-iles mempunyai manfaat yang besar untuk diolah menjadi bahan
makanan dan substitusi karbohidrat. Di beberapa daerah di Indonesia, talas dan
iles-iles merupakan makanan tambahan atau sebagai makanan pengganti terutama
pada masa paceklik. Salah satu komponen karbohidrat dalam talas-talasan adalah
glukomanan. Glukomanan adalah polisakarida dari keluarga mannan, yang sangat
berlimpah di alam, khususnya dalam kayu lunak (hemiselulosa), akar, umbiumbian
dan tanaman berkayu. Glukomanan merupakan polisakarida yang
memiliki ikatan ?-1,4 tersusun dari dua macam monomer, yaitu D-glukosa dan Dmanosa
dengan perbandingan 1:1,6. Glukomanan telah banyak digunakan di
Jepang, dan Cina sebagai sumber makanan. Selain dapat menjadi sumber
makanan, aplikasi glukomanan dapat digunakan sebagai bahan edible film, bahan
pembuat kapsul, pita seluloid, dan adsorben ion logam. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan kadar dan mengkarakterisasi glukomanan dari beberapa
spesies talas (Colocasia) (menggunakan dua spesies : talas lubang, dan talas
hitam), iles-iles (Amorphophalus oncophyllus), tepung high viscosity
glucomannan, dan tepung low viscosity glucomannan. Glukomanan diekstraksi
dengan pelarut air, kemudian diendapkan menggunakan etanol 95% dengan
perbandingan air dan etanol 95% 1:4,5 v/v. Endapan yang dihasilkan dicuci
dengan etanol anhidrat sebanyak dua kali (proses dehidrasi), kemudian diisolasi
dengan filtrasi vakum, sebelum di freeze-dried selama 48 jam. Bahan yang telah
kering digiling dan diayak, sehingga dihasilkan glukomanan hasil pemurnian.
Karakterisasi untuk glukomanan dilakukan menggunakan spektrofotometer
inframerah, 1H-NMR, 13C-NMR, dan dihitung kadarnya menggunakan
spektrofotometer UV/VIS dengan metode asam sulfat - fenol. Hasil spektrum 1HNMR
dan 13C-NMR menunjukkan adanya proton dan karbon anomer pada sampel
hasil isolasi. Pergeseran kimia untuk proton anomer pada spektrum 1H-NMR
(manosa/glukosa) untuk talas hitam adalah 5,170/4,70 ppm, iles-iles 4,68/4,37
ppm, tepung low viscosity glucomannan 4,612/4,373 ppm, dan tepung high
viscosity glucomannan 4,683/4,380 ppm. Pada spektrum 13C-NMR, nilai
pergeseran kimia untuk karbon anomer (manosa/glukosa) dari iles-iles adalah
100,13/102,89; 102,85 ppm, dan tepung low viscosity glucomannan adalah
100,1/102,80 ppm. Dari spektra inframerah menunjukkan adanya serapan pada
bilangan gelombang untuk talas hitam, iles-iles, tepung low viscosity
glucomannan, dan tepung high viscosity glucomannan secara berurutan masingmasing
adalah 802,39; 867,97 cm-1, 808,17; 875,58 cm-1, 810,10; 873,75 cm-1,
810,10; 877,61 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan ?-1,4 dari D-manosa dan
D-glukosa. Puncak kecil pada bilangan gelombang ~1700 cm-1 merupakan regang
vibrasi untuk gugus C=O. Puncak karbonil pada talas hitam intensitasnya lebih
tinggi dibandingkan sampel yang lain, hal ini dikarenakan jumlah gugus asetil
pada talas hitam lebih banyak. Glukomanan memiliki gugus asetil setiap 10-19
unit gugus karbon pada posisi C2, C3 dan C6. Berdasarkan data-data spektrum
inframerah dan NMR dari masing-masing sampel, maka ditetapkan senyawa hasil
isolasi adalah glukomanan. Kadar untuk glukomanan hasil isolasi dari talas hitam,
talas lubang, iles-iles, tepung low viscosity glucomannan, dan tepung high
viscosity glucomannan secara berurutan masing-masing adalah 0,39%, 0,52%,
14,38%, 25,93%, dan 21,41%. Dari hasil penelitian, kandungan glukomanan yang
paling besar terdapat pada tepung glucomannan low viscosity, yaitu sebesar
25,93%. Tinggi rendahnya kadar glukomannan pada tanaman iles-iles dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain: jenis tanaman, perlakuan pendahuluan menjelang
pengeringan, umur panen, bagian-bagian yang digiling, alat yang digunakan,
kecepatan putaran alat penggiling, ulangan waktu penggilingan, umur tanaman,
dan cara memprosesnya.