digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lokasi penelitian terbagi menjadi dua wilayah, yaitu daerah Sanggau dan daerah Sintang- Putussibau, Provinsi Kalimantan Barat. Secara geografi, lokasi penelitian daerah Sanggau terletak pada koordinat 110o15’00’’ - 110o30’00’’ BT dan 0o24’1’’ - 0o45’00’’ LU serta daerah Sintang-Putussibau terletak pada koordinat 111o45’00’’ - 112o39’42’’ BT dan 0o09’00’’ - 0o22’19’’ LU. Analisis geokimia dan petrografi organik serta indeks kegetasan dilakukan pada sepuluh sampel Kelompok Selangkai, delapan sampel Formasi Pedawan, dan tujuh sampel Formasi Silat yang diambil dari singkapan untuk mengetahui karakteristik kuantitas, kualitas, dan kematangan material organik serta nilai indeks kegetasan serpih. Analisis geokimia organik berupa TOC (Total Organic Carbon) dan pirolisis Rock-Eval. Analisis petrografi organik meliputi analisis komposisi maseral dan bahan mineral, reflektansi vitrinit, dan TAI (Thermal Alteration Index). Analisis indeks kegetasan batuan melalui XRD (X-Ray Diffraction) kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis, serpih Formasi Pedawan memiliki kuantitas material organik cukup hingga sangat baik, Kelompok Selangkai dan Formasi Silat cukup hingga baik. Kualitas material organik dominan sebagai kerogen tipe III dan empat sampel Formasi Silat sebagai kerogen tipe III-II serta tingkat kematangan berada pada awal matang hingga lewat matang. Semua sampel di daerah penelitian memiliki kandungan kelompok maseral vitrinit berkisar dari 6,3 hingga 16%. Hubungan PY dengan kelompok maseral vitrinit adalah berbanding lurus atau korelasi positif sangat kuat pada semua sampel yang menunjukkan bahwa kelompok maseral vitrinit sangat berperan dalam menghasilkan gas hidrokarbon di daerah penelitian. Interpretasi lingkungan pengendapan serpih gas Kelompok Selangkai, Formasi Pedawan, dan Formasi Silat adalah lingkungan laguna berdasarkan kehadiran maseral lamalginit dan mineral pirit framboidal. Nilai indeks kegetasan serpih gas Formasi Pedawan berkisar pada 25,5 - 60,2%, Kelompok Selangkai 26,6 - 60,3%, dan Formasi Silat 20,5 - 32,3%. Berdasarkan hasil perbandingan nilai kekayaan, kematangan, dan kegetasan serpih gas terhadap parameter kesuksesan eksplorasi serpih gas, maka Kelompok Selangkai, Formasi Pedawan, dan Formasi Silat belum memenuhi kelayakan jika dijadikan serpih penghasil gas nonkonvensional.