digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Metode magnetotelurik mempunyai peranan penting dalam eksplorasi panasbumi. Dalam interpretasi data MT, pemodelan 2D masih banyak digunakan karena pemodelan 3D membutuhkan komputasi yang kompleks dan waktu yang relatif lama. Dalam pemodelan 2D, informasi tentang geoelectric strike sangat penting untuk merotasi data tensor MT sehingga sesuai dengan asumsi 2D. Pada penelitian ini, 180 titik MT pada area panasbumi dianalisis menggunakan principal axis dari tensor impedansi, tensor fasa dan diverifikasi oleh tipper strike untuk menentukan arah dominan geoelectric strike. Hasilnya menunjukan bahwa arah dominan geoelectric strike dari daerah penelitian adalah N300°E- N305°E yang sesuai dengan struktur geologi. Model resistivitas 2D dari data yang dirotasikan sesuai geoelectric strike dan data yang dirotasikan pada arah principal axis per frekuensi dibandingkan. Hasilnya menunjukan bahwa ambiguitas dari principal axis harus direduksi karena model resistivitasnya memiliki error yang cukup besar, namun berkurang saat ambiguitas diperhatikan. Perlu kehati – hatian dalam melakukan rotasi tensor impedansi MT untuk menghasilkan data yang dimodelkan secara 2D. Model resistivitas yang dihasilkan dari kedua rotasi ini berbeda, namun tetap menunjukan sistem panasbumi dari daerah penelitian.