2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-COVER.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_4.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_5.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-BAB_6.pdf
PUBLIC hidayat 2014_TS_PP_RONALD_LEONARDO_SIREGAR_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Kegiatan pertambangan berupa eksploitasi dan ekstraksi mineral akan
menghasilkan hasil samping berupa tailing. Salah satu potensi pencemar yang ada
di tailing selain logam berat adalah sianida. Salah satu bentuk penanganan tailing
oleh industri pertambangan, khususnya tambang bawah tanah adalah dengan
backfilling yaitu kegiatan pengisian kembali rongga yang terbentuk akibat
kegiatan pertambangan dengan material tailing. Kegiatan backfilling memiliki
potensi mencemari air tanah yaitu ketika material backfilling terkena air
kemudian melarutkan pencemar yang ada di tailing seperti sianida sehingga
sangat dimungkinkan terbawa ke lapisan air tanah. Sebaran pencemar di
lapisan air tanah sulit untuk dikendalikan karena tidak mudah metentukan
arah dan batas-batas alirannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana sianida dapat menyebar di dalam air tanah pada lokasi pertambangan.
Metode yang dilakukan adalah dengan pemodelan solusi analitis Domenico
berdasarkan persamaan adveksi, dispersi dan retardasi. Simulasi pemodelan
dilakukan dengan menggunakan software matlabs. Simulasi ini juga akan
memprediksi persebaran sianida pada 50 tahun mendatang. Hasil pengujian
sampel tailing didapatkan konsentrasi sianida sebesar 0,430 mg/L. Nilai
konsentrasi ini dijadikan sebagai konsentrasi awal (C0) dan diasumsikan konstan.
Dengan memasukkan nilai parameter-parameter yang dibutuhkan pada model
didapatkan bahwa kontaminan sianida sudah tersebar di air tanah lokasi
pertambangan.