digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cover dan Abstrak Yacobus Ari 27015008.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Perkembangan dunia yang terbayang (imaginary) sejak era informasi pada dekade 1990-an menghadirkan relung-relung eksistensi yang membawa wacana subjektivitas dan persoalan diri (the self) yang mutakhir. Persoalan ini membentuk cara pandang kepada muatan representasi artistik perupa-perupa muda yang mengemuka (emerging) pada pertengahan dekade 2010-an. Melalui tema narasi diri, proyek kuratorial ini memberikan bingkai persoalan dalam identitas dan gugusan tanda sebagai imaji. Perumusan masalah yang disusun adalah, bagaimana persebaran gugusan tanda dan kandungan imaji dalam sampel perupa muda baru Bandung? Bagaimana persoalan subjek diri mereka dimaknai melalui proses mengoleksi imaji? Dan bagaimana proses kolaborasi dalam mewujudkan pameran dapat menyajikan suatu sajian yang bersifat representatif terhadap kenyataan dan imaji tersebut? Proyek kuratorial ini mempergunakan pendekatan pameran sebagai medium artistik. Pendekatan ini menempatkan keseluruhan wujud pameran sebagai sebuah bentuk karya seni yang tersendiri, dengan kurator berperan sebagai pengarangnya. Penyelenggaraan pameran memanfaatkan Studio Batur sebagai ruang seni alternatif baru. Proyek kuratorial membatasi lingkup permasalahan pada sampel 8 perupa muda yang tinggal dan bekerja di Bandung. Proses dialog kuratorial berupaya membongkar gugusan tanda alam tatanan referensi, preferensi, dan tema di balik perupaan karya para partisipan. Hal ini dilakukan dengan melakukan proses bersama mengoleksi citraan dan teks secara berkala. Hasil temuan diperlakukan sebagai bahan refleksi artistik dan modal diskusi perancangan gagasan keseluruhan pameran. Sajian pameran menghasilkan wujud karya individual dan kumpulan objek yang merespon kejenuhan citraan dan paparan keseharian sebagai subversi. Ini ditampilkan dalam ungkapan yang dingin, berjarak, terpiuh, berkeping, dan berbayang. Sajian ini didampingi oleh proses komunikasi seni dalam bentuk kartu indeks berisi pengentasan gagasan pameran, kutipan, pernyataan perupa, serta sketsa yang memandu apresiator pameran. Rancangan pengalaman apresiator menjadi wujud skenario pembaca dalam teks.