Kota sebagai pusat dan tempat beraktivitas menimbulkan kepadatan yang tidak dapat
dibendung. Semua itu menjadi sebuah tantangan tersendiri, bagaimana masyarakat
menemukan tujuannya sendiri di sebuah ruang atau bangunan yang asing bagi
mereka. Oleh sebab itu kebutuhan akan sebuah informasi muncul dalam bentuk
sebuah sistem yang dinamakan signage. Beberapa tahun terakhir muncul sebuah trend
signage di ruang publik kota Bandung yang mengangkat konten informasi berupa
identitas yaitu exterior identification signage. Signage tersebut didesain cukup unik
karena memiliki ukuran sangat besar dengan warna yang kontras. Hal itu dilakukan
sebagai bagian dari placemaking atau unsur dekoratif pada sebuah ruang. Dalam
waktu singkat penerapan konsep desain tersebut bertambah semakin banyak dan
seolah dipaksakan menjadi standar dalam sistem informasi bukan hanya pada ruang
publik tetapi juga pada bangunan publik di kota Bandung. Permasalahan yang terjadi
adalah kurangnya pertimbangan pada desain dan fungsi dari exterior identification
signage tersebut.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan konsep desain
exterior identification signage di ruang publik dan bangunan publik kota Bandung.
Kemudian bagaimana pertimbangan desain terhadap fungsi pada desain exterior
identification signage di ruang publik dan bangunan publik kota Bandung, dan
selanjutnya adalah bagaimana pandangan masyarakat mengenai penerapan desain
exterior identification signage di ruang publik dan bangunan publik kota Bandung
saat ini. Objek pada penelitian ini terdiri dari sepuluh kategori yaitu lima kategori
ruang publik dan lima kategori bangunan publik. Batasan terhadap objek penelitian
hanya pada desain exterior identification signage yang berhubungan dengan lembaga
pemerintahan. Metode pada penelitian ini adalah mengunakan metode campuran (mix
method) dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui observasi, wawancara
terbuka, dan studi literatur. Sedangkan data kuantitatif melalui wawancara terstruktur
dalam bentuk angket.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep desain exterior identification
signage tersebut dikaji melalui teori signage mulai dari sistem informasi
(information), grafis (graphic), dan perangkat keras (hardware), hasil kajian desain
tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria fungsi signage yang baik yaitu
noticeable, readable, dan informative. Analisis pada penelitian ini juga diperkuat
dengan pandangan dari narasumber dibidang arsitektur urban dan juga desain grafis.
Setelah itu temuan pada analisis tersebut dikomparasi dengan pandangan masyarakat
di kota Bandung mengenai permasalahan penelitian.
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tampilan desain exterior
identification signage di ruang publik dan bangunan publik keduanya sebagian besar
menggunakan pola konsep desain signage yang sama. Kesamaan konsep desain
terdapat pada sistem grafis (graphic) dan perangkat keras (hardware). Selain itu
exterior identification signage di kedua tempat tersebut kurang mempertimbangkan
aspek fungsi. Sebagian besar desain exterior identification signage yang kurang
mempertimbangkan aspek fungsi adalah pada bangunan publik. Hasil analisis pada
ketiga kritetia fungsi signage didapatkan bahwa bangunan publik di kota Bandung
kurang noticeable, dan kurang readable dibandingkan desain exterior identification
signage di ruang publik. Akan tetapi lain halnya dengan pendapat sebagian besar
masyarakat di kota Bandung. Penerapan desain exterior identification signage di
ruang publik dan bangunan publik dinilai merupakan objek yang cukup menarik, dan
sesuai secara desain juga fungsinya sebagai penanda identitas.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa walaupun hasil analisis menunjukan
sebagian besar desain exterior identification signage di ruang publik dan bangunan
publik kota Bandung kurang mempertimbangkan aspek desain dan fungsi, namun
masyarakat tetap memandang bahwa desain exterior identification signage tersebut
sebagai media baru yang menarik perhatian.