digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tanah merupakan salah satu jasa ekosistem yang dapat menyokong kehidupan makhluk hidup. Sistem penambangan terbuka (open pit) pada kawasan hutan berdampak pada menurunnya kualitas tanah. Beberapa penelitian sebelumnya tidak berfokus pada penilaian kualitas tanah sebelum dilakukan penambangan. Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas tanah berdasarkan sifat fisik, kimia, dan makrofauna tanah. Penelitian dilakukan pada empat tutupan lahan, yaitu hutan primer, hutan sekunder, kebun sawit, dan lahan terbuka. Pencuplikan sampel sebanyak lima plot pada masing – masing tutupan lahan. Sampel tanah utuh dicuplik menggunakan core sampler untuk analisis sifat fisik tanah (bulk density, porositas). Sampel tanah komposit dicuplik menggunakan bor auger untuk analisis tekstur dan sifat kimia tanah (pH, C-Organik, N-Total, P-Tersedia, K-Tersedia). Plot tanah monolit berukuran 25 x 25 cm dengan kedalaman 30cm untuk analisis makrofauna tanah (kelimpahan dan indeks keanekaragaman). Kualitas tanah dianalisis menggunakan Indeks Kualitas Tanah (Mukhopadhyay, 2014). Hasil penelitian menunjukan tekstur tanah pada masing-masing tutupan lahan yaitu hutan primer (pasir berlempung), hutan sekunder (lempung berpasir), kebun sawit (lempung berpasir), dan lahan terbuka (lempung berliat). Bulk density tertinggi hingga terendah yaitu pada lahan terbuka (1,51g/cm3) kebun sawit (1,29g/cm3), hutan sekunder (1,21g/cm3), dan hutan primer (0,40g/cm3). Porositas tertinggi pada hutan primer (84,82%), selanjutnya hutan sekunder (54,48%), kebun sawit (51,44%), dan lahan terbuka (43,14%). N-Tersedia, K-Tersedia, dan pH tanah pada keempat tutupan lahan termasuk kategori sangat rendah, C-Organik pada hutan primer (1,47%) dan kebun sawit (1,38%) termasuk kategori rendah, sedangkan pada hutan sekunder (0,67%) dan lahan terbuka (0,34%) termasuk kategori sangat rendah. P-Tersedia pada hutan primer (5,33 ppm) dan hutan sekunder (5,2 ppm) termasuk kategori rendah, Kebun sawit (8,67 ppm) termasuk kategori sedang, dan lahan terbuka (10,90 ppm) termasuk kategori tinggi. Kelimpahan makrofauna tanah tertinggi hingga terendah yaitu pada hutan sekunder (4.486,4 individu/m2), kebun sawit (1.158,4 individu/m2), hutan primer (361,6 individu/m2), lalu lahan terbuka (0 individu/m2). Hutan primer memiliki indeks kualitas tanah tertinggi (0,48), diikuti hutan sekunder (0,28) kebun sawit (0,25) dan lahan terbuka (0,18).