digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Musi memiliki peran penting dalam sejarah munculnya peradaban etnis Tionghoa dan Arab sebagai jalur transportasi perdagangan. Akibatnya, banyak perumahan warga keturunan etnis tersebut yang berlokasi di tepi Sungai Musi, khususnya di seberang Ulu. Pemerintah provinsi Sumatera Selatan melihat adanya potensi pariwisata pada rumah – rumah tersebut sehingga dikembangkan menjadi kampung wisata. Adapun kampung wisata yang dimaksud ialah Kampung Kapitan dan Kampung Cina, yang dihubungkan langsung oleh koridor di tepian Sungai Musi, serta Kampung Arab Al – Munawar yang baru diresmikan pada akhir 2016 silam. Proyek akhir ini merupakan sebuah studi yang dapat menunjang pengembangan kampung wisata berdasarkan persepsi pengunjung. Tujuan dari studi ini ialah untuk memberikan strategi pengembangan ketiga kampung wisata sebagai heritage tourism di tepian Sungai Musi secara terintegrasi karena letak nya yang saling berdekatan. Masing – masing kampung wisata memiliki daya tarik dan atraksi wisata yang unik dan berbeda namun belum ada arahan pengembangan untuk menjadikan kampung – kampung wisata tersebut sebagai satu kawasan heritage meskipun di tepian Sungai Musi bagian Ulu terdapat banyak sekali bangunan tradisional dan bersejarah. Selain itu, kondisi kampung wisata yang masih sepi dan golongan usia pengunjung yang terbatas mencermikan kurangnya ketertarikan wisatawan lokal maupun luar negeri untuk mengunjungi daya tarik wisata di tepian Sungai Musi ini. Oleh karena itu, dokumen ini berusaha menjadikan persepsi pengunjung sebagai salah satu landasan dalam strategi pengembangan yang juga dilengkapi dengan observasi lapangan serta wawancara dengan pihak terkait. Proyek akhir ini menggunakan pendekatan mix method dimana pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis persepsi melalui analisis statistik frekuensi, menganalisis strategi pengembangan melalui analisis statistik crosstab dan pendekatan kualitatif untuk menganalisis elemen – elemen kepariwisataan. Analisis persepsi dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 104 pengunjung dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan terkait kampung wisata, heritage tourism¸dan riverfront. Analisis elemen – elemen meliputi elemen kampung wisata, elemen heritage tourism¸ dan elemen riverfront, dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, rencana kedepan, dan melihat artikel – artikel terkait. Selanjutnya dilakukan analisis untuk merumuskan strategi pengembangan destinasi kawasan pariwisata serta strategi pendukung dengan menggunakan crosstabulation antara hasil kuesioner pengunjung yang didapat. Hasil dari dokumen ini berupa strategi pengembangan destinasi meliputi pengembangan daya tarik wisata, aksesibilitas pariwisata, fasilitas pariwisata, pemberdayaan masyarakat melalui pariwisata, serta promosi pariwisata. Pengembangan daya tarik wisata meliputi konservasi bangunan heritage, atraksi wisata yang disajikan, serta tipe – tipe pembelajaran yang variatif. Pengembangan aksesibilitas pariwisata meliputi jalur darat, dan jalur air, serta pengembangantrayek, penambahan halte angkutan umum dan perbaikan dermaga. Selanjutnya strategi pengembangan fasilitas pariwisata dirumuskan berdasarkan analisa crosstab yang menghasilkan poin – poin fasilitas pendukung pariwisata di masing – masing kampung. Pemberdayaan masyarakat setempat melalui pariwsata dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas SDM serta memberikan penyuluhan – penyuluhan terkait tourguide, pengembangan homestay, dan produksi souvenir kerajinan tangan. Terakhir, strategi pengembangan promosi wisata dirumuskan berdasarkan preferensi responden terhadap pilihan mereka untuk mempromosikan kampung wisata heritage sebagai kandidat World Heritage Site, sehingga media sosial dipilih sebagai salah satu sarana untuk memulainya.