digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Timor memiliki prospek sebagai daerah penghasil migas karena dianggap memiliki kesamaan geologi dengan daerah penghasil migas di barat laut Australia. Hal ini didukung dengan banyaknya jumlah rembesan minyak dan gas yang teredapat di Pulau Timor. Geologi Pulau Timor terkenal memiliki kompleksitas yang tinggi akibat dari tumbukan Lempeng Australia bagian barat laut dengan Busur Kepulauan Banda sehingga kerak Benua Australia menunjam di bawah busur kepulauan. Penelitian ini ditujukan untuk membuat model bawah permukaan dengan melakukan pemodelan kedepan terhadap data anomali CBA (Complete Bouger Anomaly) serta analisis struktur berdasarkan data anomali residual dan data second vertical derivative (SVD) selain data anomali CBA. Data anomali residual didapatkan dari hasil pemisahan antara anomali regional dengan anomali CBA yang diawali dengan analisis spektral. Hasil analisis spektral menunjukkan bahwa data low pass filter 50 km merupakah hasil yang paling ideal untuk digunakan sebagai data anomali residual. Selanjutnya data second vertical derivative didapatkan dari hasil turunan kedua terhadap data CBA. Hasil yang didapatkan menunjukkan adanya kesesuaian yang baik antara Peta Anomali Residual dengan Peta SVD. Hasil ini yang kemudian menjadi acuan dalam melakukan penarikan garis struktur Pulau Timor. Hasil analisis struktur dari peta anomali residual maupun peta second vertical derivative menunjukkan adanya struktur utama yang cenderung pada arah Timur Laut – Barat Daya pada wilayah Pulau Timor bagian Timur dan struktur minor pada arah Barat Laut – Tenggara. Pemodelan dari beberapa penampang di Pulau Timor bagian Timur juga menunjukkan adanya indikasi cekungan pada kedalaman 3 – 5 km.